Salin Artikel

Pembuatan Konten di Lokasi Kebakaran Menyulut Kekesalan Korban

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan rumah makan (warteg) masih berdiri di antara bangunan yang terbakar di Jalan Simprug Golf II, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beredar di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun Instagram @infodepok_id dan mengundang perhatian warganet. Tak sedikit orang, termasuk kreator konten, datang lokasi karena penasaran dengan bangunan tersebut.

Sejak viral, warteg tersebut kerap menjadi sasaran pembuat konten. Namun, pembuatan konten justru mengundang reaksi masyarakat sekitar yang merasa terganggu.

Lantas warga yang terdampak kebakaran melakukan protes berkait banyaknya orang yang datang ke lokasi tetapi hanya untuk membuat konten.

Beberapa pegiat media sosial yang datang disebut hanya mengambil foto dan video keberadaan rumah makan atau warteg tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (29/8/2022), aksi protes itu dilakukan dengan mencoret-coret Warteg Pesona Dua Putri. Beberapa kalimat bernada sindiran keras.

Konten di tengah musibah

Narso, warga setempat mengatakan, kreator konten kerap datang ke lokasi kebakaran untuk melihat keberadaan warteg tersebut.

Hampir setiap hari setelah kejadian, warteg itu kerap disorot oleh youtuber untuk dibuat konten.

Namun, kata Narso, sejumlah youTuber yang datang ke lokasi tidak pernah menyoroti dampak lain kebakaran, seperti keberadaan pengungsi.

"Banyak yang datang langsung ke situ. foto video, bukan nengok ke pengungsian malah pada ke situ. Dibuat konten di tengah musibah, ngapain," ucap Narso.

Warga lainnya, Warso (55) mengatakan, kedatangan youtuber yang ingin membuat konten di tengah musibah kebakaran di Simprug hanya untuk keuntungan pribadi.

Padahal, kata Warso, proses pembuatan konten itu melibatkan korban kebakaran yang saat ini tinggal di pengungsian.

"Jangan mudah buat konten yang untuk keuntungan diri sendiri, libatkan warga saya," kata Warso.

Selain membuat geram warga, konten yang dibuat para youtuber dikhawatirkan akan menimbulkan salah paham soal keberadaan warteg.

"Agar tak timbulkan salah paham dan salah mengerti. Dia bisa berdiri sendiri karena bangunan hebel, sedangkan lain kayu semipermanen," ucap Warso.

Kompas.com sempat mendatangi warteg di Jalan Simprug II, itu pada Rabu (24/8/2022) siang. Tampak bangunan itu masih berdiri kokoh.

Konstruksi bangunan warteg tidak rusak seperti rumah-rumah lain di sisi kanan dan kirinya yang hangus dilalap api.

Atap, pintu, dan besi di lantai dua warteg juga terlihat utuh. Konstruksi bangunan warteg tampak kokoh dibandingkan dengan rumah warga yang kebanyakan bangunan semipermanen.

Warteg berlantai dua ini memiliki dinding berbahan hebel. Rumah makan yang berdiri kokoh di antara bangunan yang terbakar itu menjadi tontonan warga di sekitar lokasi kebakaran.

Banyak berbondong-bondong sebelumnya datang dan berswafoto dengan latar belakang warteg dengan sisi sekitarnya bangunan yang terbakar.

Penyebab warteg tak terbakar

Perwira piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Deni Andreas, mengungkap penyebab warteg tersebut tidak terbakar.

Menurut Deni, kompartemenisasi menjadi salah satu faktor warteg di Jalan Simprug Golf II, Grogol Selatan itu tak dilalap api.

"Karena terkompartemenisasi jadi terlindungi dari potensi rambatan api. Coba lihat bangunan yang melindungi warteg itu bagaimana konstruksi bangunannya," kata Deni dilansir dari Antara, Kamis (25/8/2022).

Deni menjelaskan, ilmu kompartemenisasi kebakaran merupakan batas atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api pada bangunan.

Adapun bangunan warung makan itu terbuat dari bata ringan atau hebel di semua sisi rumahnya yang sifatnya menahan api.

Kondisi itu berbeda dengan bangunan rumah di sekelilingnya yang kebanyakan memakai bahan semi permanen seperti triplek atau kayu.

Deni sendiri ikut bertugas memadamkan api saat kebakaran melanda permukiman warga di Jalan Simprug Golf 2 pada Minggu (21/8/2022) pagi lalu.

Menurut Deni, warga harus memahami ilmu kompartemenisasi dalam pembangunan rumah untuk menghindari kebakaran serupa terulang.

"Jadi kalau mau dibangun lagi satu kampung supaya aman dari kebakaran besar, pastikan kompartemenisasinya itu semakin banyak semakin bagus bangunannya," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/30/09344251/pembuatan-konten-di-lokasi-kebakaran-menyulut-kekesalan-korban

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke