Salin Artikel

Sop Kaki Sapi Favorit Vidi Fabiono dan Kisah Nenek Hamdah yang Kehilangan Anak dan Cucu Sekaligus

BEKASI, KOMPAS.com - Tak ada yang bisa menahan rasa duka mendalam saat mengetahui dua anggota keluarga berpulang dan tidak bisa kembali ke rumah untuk selama-lamanya.

Meski masih merasa berat, namun Hamdah (61) mencoba melawan rasa getir tersebut.

Vidi Fabiono yang masih berusia 9 tahun dan Maryati yang berusia 37 tahun, menjadi korban dalam kecelakaan maut di depan Sekolah Dasar Negeri Kota Baru II dan III di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.

Keduanya adalah cucu dan anak perempuan Hamdah. Vidi dan Maryati meninggal dunia akibat ditabrak oleh truk kontainer yang hilang kendali.

Vidi dan Maryati adalah dua dari total 10 korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan maut tesebut.

Di hari itu, Vidi yang seharusnya kembali ke rumah dan menikmati makan siang menu favoritnya yaitu sop kaki sapi, justru tidak pernah menyicipnya untuk selama-lamanya.

"Padahal pas itu saya sudah masak sop kaki sapi kesukaannya," kata Hamdah saat bercerita tentang cucu dan anaknya di rumahnya.

Hamdah bercerita, bahwa semasa Vidi dan Maryati masih hidup, keduanya selalu bersama.

Meski Maryati merupakan seorang bibi dari Vidi, namun Maryati mengganggap bahwa Vidi adalah anaknya, begitu pun sebaliknya.

"Les, ngaji, sekolah, sehari-hari itu (Maryati) muter aja antar jemput Vidi," ucap Hamdah lirih.

Vidi dan Maryati selalu bersama karena pada 2021, ibu kandung Vidi sudah lebih dahulu meninggalkan Vidi dan kakak perempuan dari Vidi.

Ibu kandung Vidi yang diketahui bekerja sebagai perawat itu meninggal dunia karena penyakit hipertensi yang dideritanya.

Hamdah bercerita bahwa pada hari tabrakan maut itu terjadi, inisiatif untuk memasak sop kaki sapi kesukaan cucu laki-laki kesayangannya itu datang begitu saja.

Tidak ada perasaan apa pun saat ia membuat masakan favorit cucunya. Saat itu, Hamdah hanya berpikir ingin menyenangkan Vidi dan melihat senyum cucunya sepulang dari sekolah.

Sop kaki sapi itu sudah ia masak sejak pukul 07.00 WIB dan rencananya akan diberikan untuk makan siang cucunya, sepulang dari sekolah.

Harapan Hamdah pun hancur, tatkala ia mendapat informasi mengenai tabrakan maut di tempat cucunya bersekolah.

Kabar itu ia dapat dari pesan singkat WhatsApp yang menyatakan bahwa anak dan cucunya ditabrak truk kontainer.

Seketika Hamdah langsung kalut. Tak mau sembarangan, berulang kali dirinya mengonfirmasi kebenaran info yang ia terima.

Ia kemudian bergegas menuju Rumah Sakit Ananda untuk membuktikan kabar itu secara langsung.

Cemas yang menggelayut tak kunjung hilang ketika Hamdah diberi kabar oleh pihak RS Ananda bahwa cucu dan anaknya tak berada di sana.

Setelah mengetahui info tersebut, Hamdah beserta dengan Oji, yang merupakan Paman dari Vidi, mencari informasi lebih lanjut.

Mereka lalu mendapat kabar bahwa Vidi dan Maryati ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi. Hamdah sebisa mungkin mengontrol emosi dan berpikir positif tentang keberadaan anggota keluarganya.

"Pas saya tahu mereka ada di RSUD, saya bilang dalam hati saya 'enggak, enggak. gak mungkin. Pasti masih hidup', gitu dalam hati saya," ungkap Hamdah.

Tangis keduanya pecah saat Hamdah dan Oji mendapat informasi bahwa Vidi dan Maryati telah pergi untuk selama-lamanya.

"Saya dikasih tahu sama perawat, katanya 'bu, mohon maaf, korban atas nama Vidi dan Maryati ada di sini, dan dua-duanya sudah meninggal dunia'. Sudah, pas di situ, saya langsung menangis," ujar dia.

Sop kaki sapi yang seharusnya dinikmati cucu kesayangannya dengan senyum lebar seperti biasanya pun tak kunjung Hamdah buang.

Celana Maryati dan sepatu kecil hitam dengan corak merah milik Vidi juga masih berada di rumah tersebut. Rencananya, barang-barang Vidi dan Maryati akan segera Hamdah kuburkan.

"Ini (barang-barang) mau saya kubur, biar enggak terus keingat sama mereka," ungkap dia.

Persis dengan apa yang Hamdah ceritakan, Vidi dan Maryati memang selalu bersama, bahkan hingga keduanya tutup usia.

Meski tak bisa melihat senyum dan tingkah lugu cucunya, namun doa Hamdah amatlah besar.

Dengan penuh harap ia memanjatkan doa, agar cucu dan anak perempuannya, yang menjadi korban kecelakaan maut, mendapat tempat seluas-luasnya oleh pemilik alam semesta yang Maha Pengasih juga Maha Penyayang.

"Saya masih berat buat menerima kenyataannya, tapi semoga Allah SWT dapat memberi tempat ke mereka, termasuk Ibunya Vidi, semoga mereka diberikan tempat seluas-luasnya," kata Hamdah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/02/08195081/sop-kaki-sapi-favorit-vidi-fabiono-dan-kisah-nenek-hamdah-yang-kehilangan

Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke