JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Utara (Jakut), Lysbeth Regina Pandjaitan, mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat sepanjang 2022.
Menurut data yang dihimpun, kasus DBD di Jakut mencapai 1.150 per Januari-September 2022.
"Terjadi peningkatan kasus dari tahun sebelumnya dengan jumlah kasus di tahun 2021(sebanyak) 368 kasus dan tahun 2022 (sebanyak) 1.150 kasus," ungkap Lysbeth saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2022).
Kendati demikian, dia menyebut tidak ada kasus meninggal dunia akibat DBD di tahun ini.
Sementara jumlah pasien dirawat akibat DBD sejak Januari-September 2022 sebanyak 1.286, berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi positif dan negatif.
Sudin Kesehatan Jakut mencatat, bahwa Kecamatan Kelapa Gading menjadi wilayah yang memiliki kasus terbanyak di tahun ini.
"Berdasarkan incidence rate Kecamatan Kelapa Gading tertinggi IR, incidence rate-nya (mencapai) 81,12 persen," imbuh Lysbeth.
Berkaitan dengan peningkatan kasus tersebut, Lysbeth menyebut pihaknya telah melakukan sejumlah upaya pencegahan termasuk menyosialisasikan 3M plus.
Pasalnya, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di kubangan air.
Adapun 3M plus terdiri dari menguras dan menutup penampungan air, serta memanfaatkan barang bekas.
Sementara poin plus dalam upaya tersebut dilakukan mulai dari memelihara ikan hingga menanam tanaman pengusir nyamuk di rumah.
Memaski musim hujan, masyarakat pun diminta untuk menerapkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus tersebut.
"Jika ada demam di masyarakat, dianjurkan cek laboratorium ke fasilitas kesehatan masing-masing yang terdekat," ucap Lysbeth.
Kolaborasi lintas sektor, partisipasi masyarakat dalam hal pencegahan DBD, dan penguatan pelaporan dari rumah sakit bila merawat pasien menjadi langkah penanganan wabah penyakit di kota ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/19/20440271/kasus-dbd-di-jakarta-utara-melonjak-3-kali-lipat-sepanjang-2022