Salin Artikel

Banjir Berulang Kali hingga Lumpuhkan Tol BSD, Apa Solusinya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Buntut hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Kamis (4/10/2022) sore, membuat beberapa wilayah terendam banjir.

Banjir bukan hanya melanda permukiman warga tapi juga Tol BSD, Tangerang Selatan tepat di kilometer 8.500 dengan ketinggian air diperkirakan mencapai 90 sentimeter.

Tol BSD ini merupakan akses pengendara dari Jakarta-Serpong atau sebaliknya.

Namun sejak Selasa sore, akses kendaran melalui jalan tersebut "lumpuh". Jalan bebas hambatan itu ditutup sejak pukul 18.00 WIB.

Situasi itu terjadi karena sejumlah mobil terjebak banjir di Tol BSD, tepatnya di KM 08, sampai harus dievakuasi polisi dan petugas tol.

Kanit Turjawali Polres Tangsel Iptu Rokhmatullah mengatakan, petugas saat itu memberlakukan pengalihan arus lalu lintas dari Serpong ke arah Jakarta maupun sebaliknya.

Pengendara dari arah Jakarta menuju kawasan Serpong dialihkan keluar melalui Tol Parigi.

Sementara pengendara dari arah sebaliknya yakni Serpong menuju Jakarta dialihkan melalui Tol Bandara di Km 10 Tol BSD.

"Yang sudah telanjur masuk tol dibelokkan ke kiri di Km 10 melalui Tol Bandara. Dari arah Bintaro bisa keluar di Tol Parigi," kata Rakhmatullah.

Banjir 4 kali sepanjang 2022

Ini merupakan banjir kesekian yang terjadi di Tol BSD, Tangerang Selatan yang membuat arus lalu lintas kendaraan tersendat.


Kementarian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang membahas persoalan itu meyebutkan, banjir yang terjadi di Tol BSD, Tangerang Selatan, sudah terjadi 4 kali sepanjang tahun 2022.

"Sebenarnya di tahun ini, banjir yang keempat," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian pada Rabu (5/10/2022).

Adapun banjir melanda Tol BSD, Tangerang Selatan pada Selasa sore hingga malam disebut merupakan yang terparah dari tiga kali terjadi sebelumnya.

"Cuma yang kemarin yang tinggi, sehingga relatif lalu lintas terhambat, walaupun kita mengaktifkan satu lajur, tapi lambat," kata Hedy.

Meski demikian, Hedy menegaskan banjir itu masih bisa tertangani dalam hitungan jam.

"Sekitar jam 8 dan 10 itu sudah surut dan relatif sudah bisa dilalui," kata Hedy.

Beberapa penyebab banjir

Hedy menyebutkan ada beberapa faktor penyebab banjir di Tol BSD Tangerang Selatan. Salah satunya disebabkan penyempitan Kali Cibenda.

Kali Cibenda ini merupakan anak Sungai Angke yang berlokasi tidak jauh dari Tol BSD.

Kali Cibenda disebut kini hanya memiliki lebar sekitar 4,5 meter dari sebelumnya 9 meter. Akibatnya, Kali Cibenda meluap saat debit air tinggi.

Namun, Hedy tak menjelaskan penyebab penyempitan Kali Cibenda.

"Adanya penyempitan Kali Cibenda. Jadi kalau banjir di jalan tol itu kan penyebabnya salah satu meluap air sungai atau drainase yang jelek," kata Hedy di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (5/10/2022).

Hedy juga menyebut ada faktor lain yang menyebabkan banjir di Tol BSD yakni diduga karena minimnya daerah resapan air.

Terlebih, sekitar lokasi Tol BSD sebelumnya merupakan tangkapan air atau rawa.

"Kemudian kita lihat sekarang pembangunan radiusnya luar biasa dan kita sudah merasakan sejak tahun 2007 terjadi peningkatan muka air khusus di titik Km 8,500," kata Hedy.

Sederet penanggulangan

Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tengah menyiapkan beberapa penanganan banjir di Tol BSD, Tangerang Selatan.

Hedy mengatakan salah satu upaya penanggulangan itu meninggikan kontruksi ruas jalan tol sepanjang 450 meter dari titik yang biasa terendam banjir.

"Kami tinggikan 2 meter. Kalau lihat (banjir) kemarin, misal (ketinggian air) paling tinggi 90 sentimeter, itu masih aman," kata Hedy.

Diharapkan upaya dengan peninggian kontruksi jalan Tol BSD setinggi 2 meter itu diharapkan dapat mengatasi arus lalu lintas saat hujan deras.

"Kami tinggikan 2 meter. Kalau lihat (banjir) kemarin, misal (ketinggian air) paling tinggi 90 sentimeter, itu masih aman,"

Adapun upaya lain dari Kementerian PUPR untuk mengatasi banjir Tol BSD yakni menggenati box culvert atau gorong-gorong menjadi jembatan.

Selain itu, Kementerian PUPR juga berencana membangun kolam retensi sebagai pengendali banjir dan pembersih sedimen sungai di area cross drain.

"Nanti (gorong-gorong) akan kami ganti dengan jembatan dengan selebar 20 meter, sehingga memberikan keleluasaan air aliran Sungai Cibenda," kata Hedy.

Selain itu, Kementerian PUPR juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang telah melaksanakan normalisasi Sungai Cibenda.

Konstruksi tersebut ditargetkan dapat diselesaikan pada awal tahun depan, sehingga diharapkan genangan air pada badan jalan tidak terjadi.

Sementara BUJT pun juga telah menyiapkan beberapa upaya jika banjir kembali terjadi di Tol BSD, Tangerang Selatan.

Berikut antisipasi BUJT saat terjadi genangan di Tol BSD:

  • Menginformasikan lokasi banjir melalui Variable Message Signs (VMS)
  • Pemberlakuan rekayasa lalu lintas antara lain seperti buka tutup jalan tol di gerbang masuk jalan tol dan menyediakan U-Turn di jalan tol untuk putar balik kendaraan serta mengalihkan kendaraan keluar ramp atau akses terdekat
  • Mengarahkan sejumlah petugas dan menambah jumlah personil yang standby untuk mengkoordinasikan kondisi saat terjadi genangan
  • Pada lokasi rawan banjir disiagakan pompa eksisting, mobile pompa, dan pompa submersible
  • Informasi cuaca dan suhu di mobile app BPJT info telah teritegrasi dengan BMKG
  • Pembersihan Sungai Cibenda

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/06/06105411/banjir-berulang-kali-hingga-lumpuhkan-tol-bsd-apa-solusinya

Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke