Ia menyebutkan, selama lima tahun kepemimpinannya di Jakarta, sistem-sistem yang dicontoh dari negara lain tersebut kemudian diadaptasi untuk disesuaikan di Jakarta.
"Bukan diadopsi, tapi diadaptasi. Kalau diadopsi itu kan kami terapkan, kalau diadaptasi itu artinya kita lihat masalah kita, apa yang kita bisa, kita pakai. Kalau yang tidak bisa, ya enggak dipakai. Jadi tidak copy paste," kata Anies di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (10/10/2022) malam.
Anies menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempelajari sistem di negara lain, kemudian menyesuaikannya dengan keadaan yang ada di Jakarta.
"Cara tekniknya tiap negara, tiap kota, berbeda. Ketika kami kolaborasi dengan kota-kota lain, kami belajar bagaimana mereka mengerjakannya," jelas dia.
"Seperti program-program terkait pembangunan trotoar, kami dikirim ke Hongkong, kirim ke Singapura. Kenapa ke sana? karena kami belajar dari kota yang iklimnya sama, tantangannya mirip. Dan pada masa pandemi (Covid-19), kemarin kita antarkota seluruh dunia saling belajar," tutur Anies.
Di sisi lain, meski kerap mengadaptasi berbagai ide dari luar negeri, Anies menegaskan bahwa kiblat pembangunan di Jakarta tetaplah Kota Jakarta itu sendiri, bukan kota lain.
"Kiblatnya Jakarta sendiri. karena membangun kota itu seperti membuat baju untuk badan kita. Tidak bisa pakai ukuran S, M, L saja, tapi diukur untuk badan kita, disesuaikan dengan badan kita. Sama seperti kota, setiap kota pasti punya keunikannya. Jakarta juga begitu," pungkas Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/11/06140211/anies-mengaku-kerap-adaptasi-sistem-dan-proyek-pembangunan-negara-lain