Salin Artikel

Misteri Gagal Ginjal Akut dan Bayi-bayi Kita yang Terus Berguguran...

JAKARTA, KOMPAS.com - Para orang tua kini diliputi rasa waswas seiring munculnya penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak. Tak main-main, dari 269 kasus terdeteksi di Indonesia, sebanyak 157 di antaranya berakhir dengan meninggal dunia.

Tingginya angka kematian (fatality rate) gagal ginjal akut itu mencapai 58 persen alias sangat tinggi. Di rumah sakit di Jakarta, tercatat 111 anak terkena gagal ginjal akut dan hampir 50 persennya meninggal dunia. 

Balita di Sawah Besar terkena gagal ginjal akut

Muhammad Khalid (4), warga Sawah Besar, Jakarta Pusat turut masuk dalam daftar balita yang meninggal karena penyakit gagal ginjal akut. 

Amir Hamzah, ayah dari Khalid menjelaskan, mulanya putra keempatnya itu mengalami demam tinggi yang tak kunjung mereda pada 14 Oktober.

Khawatir putra bungsunya belum lekas membaik, lantas Amir membawa Khalid ke Puskemas Mangga Besar untuk mendapatkan perawatan oleh dokter.

"Di sana diperiksa sama dokter dan suhunya sangat tinggi 39 derajat celsius, lalu dikasih obat mendapatkan resep. Obatnya parasetamol sebanyak dua botol," ujar Amir saat ditemui di kediamannya, Rabu.

Dokter menganjurkan kepada Amir untuk datang kembali ke puskesmas jika selama tiga hari demam Khalid belum juga turun. Akhirnya Amir membawa putranya ke puskesmas pada tanggal 16 Oktober.

Hasil pemeriksaan lab di sana, tidak ditemukan masalah apapun pada tubuh Khalid.

"Dokter bilang cuma ada kenaikan leukositnya sedikit, lalu dikasih obat lagi antibiotik pulang," ucap Amir.

Keesokan harinya, tanggal 17 Oktober, sebelum minum obat di pagi hari, Khalid sempat diberikan sarapan bubur dan kemudian Amir memberikan obat parasetamol yang telah diresepkan dokter di puskesmas.

"Enggak lama minum obat itu, anak saya sesak napas terus berkelanjutan sampai siang hari. Habis itu saya tidak kasih lagi (obat parasetamol) dan sebelum waktu (shalat) Ashar anak saya tidur sepemikiran saya," kata Amir.

Setelah dirasa cukup tenang karena Khalid tertidur, sore menjelang malam, Amir memutuskan membawa putranya ke RSUD Sawah Besar untuk diperiksa kembali oleh dokter. Namun, saat memeriksa, dokter menjelaskan kepada Amir bahwa anak tersebut sudah dalam keadaan koma.

"Saya bilang 'saya tidak tahu dok, saya pikir anak saya tidur' saya kan nggak tahu apa-apa," ucap dia.

Dengan sigap, dokter di RSUD Sawah Besar langsung memberikan tindakan pertama dengan diberikan infus.

"Dokter bilang 'anak bapak ini kondisinya sudah paling buruk dan kemungkinan besarnya bisa meninggal'," ucap Amir.

"Ini harus dirujuk ke ruang ICU anak, dan ruang ICU anak (di RSUD Sawah Besar) itu penuh jadi saya harus menunggu mendapatkan kamar ruang ICU anak itu," sambung dia.

Kemudian, Khalid dinyatakan meninggal dunia saat belum sempat dirawat di ICU anak di rumah sakit rujukan. Khalid meninggal dunia pada Rabu pukul 01.30 dini hari.

Warga Cilincing terkena gagal ginjal akut

Duka juga menyelimuti Muhamad Rifai (35), orang tua dari Fatimah Az-Zahratullah (7). Anaknya Muhamad Rifai meninggal diduga karena terkena gagal ginjal akut.

Fatimah Az-Zahratullah yang akrab disapa Caca mengalami demam dan gangguan pencernaan seperti nyeri perut serta muntah. Menurut sang ayah Caca sempat meminum obat antibiotik, puyer dan paracetamol sirup dari dokter. Hanya saja, kondisi kesehatan anak kedua dari empat bersaudara itu tidak segera membaik.

"Paginya ngeluh perutnya sakit lagi saya bawa ke klinik. Diagnosis dokter tetap sama, harus dirujuk katanya butuh obat adanya di rumah sakit," tutur Rifai.

Akhirnya, dia kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing.

“Saya pulang kerja hampir jam 01.00 WIB, saya bawa ke IGD RSUD Cilincing. Diperiksa perutnya juga enggak kenapa-kenapa, cuma dikasih obat, vitamin sirup dan nyeri. Semuanya serba sirup,” jelasnya.

Caca pun dibawa pulang, namun kembali merasakan nyeri pada bagian perutnya. Tak lama kemudian dia dirujuk ke RS Pekerja dan dirawat inap sejak 5-10 September 2022. Di rumah sakit, intensitas buang air kecil ataupun jumlah urinenya jauh lebih sedikit. Caca juga dipasangi kateter untuk memudahkannya buang air kecil.

“Kamis (8/9/2022) pagi infusannya diganti sementara dengan obat. Malam Jumatnya saya dipanggil ke meja perawat dikasih tahu kalau fungsi ginjal anak saya menurun,” ujar Rifai.

Lantaran tubuh Caca mulai tampak membengkak, rumah sakit pun menyarankan agar ia dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Selama di RSCM, kata Rifai, anaknya sudah mulai kehilangan kesadaran dan ditangani di ruang pediatric intensive care unit (PICU).

Caca juga melakukan cuci darah sebanyak tiga kali, sebelum mengembuskan napas terakhirnya pada 17 September 2022.

Romlah (33), ibunda Caca, hingga kini masih diliputi rasa sedih lantaran harus berpisah dengan putrinya. Ia berharap tak ada lagi kasus gagal ginjal akut seperti yang dialami anaknya.

“Harapannya sudah cukup sampai di sini jangan sampai ada korban lagi anak kecil. Sudah cukup sampai di anak kami saja,” ungkap Romlah.

Hingga saat ini penyebab gagal ginjal akut yang menyerang bayi dan anak-anak itu masih menjadi misteri.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil langkah konservatif dengan melarang peredaran obat sirop yang mengandung zat pelarut tambahan seperti propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol. Zat ini disinyalir menjadi pemicu gangguan ginjal pada anak.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/28/07470891/misteri-gagal-ginjal-akut-dan-bayi-bayi-kita-yang-terus-berguguran

Terkini Lainnya

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke