Salin Artikel

Menyusuri Museum Kebangkitan Nasional, Mengenang Sekolah Kedokteran Top Era Hindia-Belanda

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas orang yang baru melintasi Jalan Dr Abdul Rahman Saleh di kawasan Senen, Jakarta Pusat, pasti akan terkesima saat melihat gedung lama dengan khas Belanda, yang masih berdiri kokoh di sekeliling bangunan-bangunan baru.

Di depan gerbang masuk gedung ini tertulis kalimat belanda yakni School tot Opleiding van Inlandsche Artsen yang secara harfiah bermakna Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi.

Gedung ini adalah Museum Kebangkitan Nasional yang dulunya merupakan gedung dari School tot Opleding van Inlandsche Artsen atau STOVIA.

STOVIA merupakan sekolah kedokteran yang didirikan pemerintah Hindia-Belanda untuk pendidikan dokter kalangan pribumi atau bumiputera.

Bangunan ini digunakan untuk sekolah pendidikan calon dokter berikut asramanya sejak Maret 1902.

Dengan memasuki dan menelusuri Museum Kebangkitan Nasional, imajinasi dapat merekonstruksi seperti apa kiranya hari-hari yang dijalani para calon dokter di STOVIA kala itu.

Berdasarkan catatan harian Kompas, begitu memasuki melewati gerbang museum, terdapat bangunan di kiri dan kanan gerbang utama merupakan bangsal belajar-mengajar siswa.

Kelas-kelas memanjang itu kini dibagi menjadi beberapa sekat, hanya karena kebutuhan untuk penataan tampilan (display) museum.

Ruang-ruang yang dulunya adalah ruang kelas, kini berubah fungsi untuk meletakkan benda-benda yang menjelaskan tentang perjalanan sejarah sekolah kedokteran di Indonesia hingga sejarah kemerdekaan.

Menurut kurator Museum Kebangkitan Nasional. Juniawan Dahlan kepada Kompas, ruang kelas bisa diidentifikasi berupa bangunan yang dibiarkan terbuka menghadap ke taman.

Bangunan di bagian timur dimanfaatkan untuk kantor direktur, kantor dewan pengajar, tata usaha, poliklinik, dan ruang kelas.

Bangunan di bagian utara, barat, dan selatan dimanfaatkan sebagai asrama yang dilengkapi dengan kamar mandi. Pada bagian tengah halaman terdapat tiga bangunan yang dimanfaatkan untuk praktik fisika dan kimia, kegiatan senam (gymnastic), serta ruang rekreasi.

Denah STOVIA

Ir JF van Hoytema dalam tulisan ”Gedung-gedung Stovia" yang dibukukan dalam buku Perkembangan Pendidikan Kedokteran di Weltevreden 1851-1926 menggambarkan denah Gedung STOVIA secara rinci.

Denah diberi keterangan sebagai Gedung Sekolah di Jalan Rumah Sakit di Samping Rumah Sakit Militer 1902.

Tembok-tembok ke arah jalan jarang yang dilengkapi dengan bingkai jendela sehingga mengesankan bangunan yang tertutup serupa benteng. Dua gerbang memberikan jalan masuk ke kompleks sekolah itu.

Dari balik tembok inilah murid STOVIA selama bertahun-tahun menjalani kehidupan mereka. Kurikulum pendidikan di STOVIA disesuaikan dengan School Voor Officieren van Gezondheid di Utrech.

Dengan begitu, lulusan STOVIA diharapkan sama dengan lulusan sekolah serupa di Eropa.

Pelajar STOVIA yang sudah menyelesaikan pendidikannya mendapatkan gelar Inlandsch Arts atau dokter Bumiputera.

Mereka diangkat menjadi pegawai pemerintah dan ditempatkan di daerah-daerah terpencil, terutama untuk mengatasi berbagai macam penyakit menular.

Rekaman lensa

Kehidupan pada masa gedung tersebut masih dipakai sebagai Gedung STOVIA bisa dirunut dari koleksi foto-foto yang masih tersimpan rapi.

Foto tersebut antara lain menyimpan gambar tipe ruang kelas yang terbuka dengan hiasan banyak lampu gantung, ruang ilmu alam dan ilmu urai dengan kursi bersusun naik ke atas, ruang tidur asrama, hingga ruang rekreasi.

”Kadang repot. Foto lama dengan situasi baru kadang beda. Gedung ini sudah bertahan lebih 200 tahun,” tambah Juniawan.

Museum Kebangkitan Nasional lantas melengkapi museum dengan diorama berupa asrama lengkap dengan tempat tidur, ruang kelas, hingga suasana laboratorium.

Di salah satu pojok museum juga terdapat ruang dengan diorama lahirnya organisasi Budi Utomo yang merupakan cikal bakal kebangkitan nasional. Museum ini juga menyuguhkan koleksi alat kedokteran di masa lampau.

(Kompas: Mawar Kusuma Wulan/Kompas.com: Inten Esti Pratiwi)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/05/08205801/menyusuri-museum-kebangkitan-nasional-mengenang-sekolah-kedokteran-top

Terkini Lainnya

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke