Salin Artikel

Puluhan Anak dan Emak-emak Berebut Es Krim, Kader PDI Perjuangan Kewalahan

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan anak yang didampingi orangtua masing-masing saling berebut es krim dalam acara makan bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).

Pengamatan Kompas.com, puluhan anak dan orangtuanya turut hadir dalam acara makan bersama 10.000 orang yang digelar di Pos RW 04, Jalan Baladewa, Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, pada Minggu (8/1/2023).

Agenda makan bersama tersebut merupakan bagian rangkaian acara HUT ke-50 PDI Perjuangan.

Awalnya, anak-anak yang didampingi oleh orangtuanya itu tampak duduk menutup jalan utama Baladewa.

Tak lama kemudian, beberapa orang anggota PDI Perjuangan datang dan langsung membagikan makanan ringan kepada anak-anak yang hadir.

Namun, karena pembagian snack kurang merata, akhirnya beberapa anggota PDIP langsung menuju ke minimarket, yang berada tepat di sisi kanan jalan Baladewa.

Sontak, warga yang melihat langsung mengikuti anggota partai tersebut.

Di depan pintu minimarket, anak-anak itu tampak berebut meminta es krim. Riuh suara ibu-ibu yang ikut meminta es krim pun langsung terdengar.

"Pak, minta pak. Bagi saya pak," ucap puluhan ibu-ibu yang juga menemani anaknya tersebut.

Setelah sekitar 5 menit saling berebut, kondisi yang sempat riuh akhirnya reda. Gaduh suara sontak terhenti ketika anggota partai PDIP mengatakan bahwa es krim telah habis.

"Sudah, sudah habis, kembali duduk lagi," ucap anggota PDIP.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, agenda makan bersama itu dilakukan secara serentak di 10 titik.

Agenda itu bertujuan untuk memperlihatkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang memang merepresentasikan partai dari masyarakat kelas bawah.

"Kami maknai bahwa jati diri PDI Perjuangan memang berasal dari kalangan rakyat, karena itu, seluruh kader partai wajib mendidik, mengorganisir rakyat," kata Hartono.

"Jadi, wajah politik itu benar-benar berada di tengah rakyat dan tidak ada jarak," sambungnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/08/15072541/puluhan-anak-dan-emak-emak-berebut-es-krim-kader-pdi-perjuangan-kewalahan

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke