Adrianus mengatakan, proses pembunuhan keluarga di Bekasi dan di Cianjur memiliki motif yang berbeda.
"Dari segi motif, di Cianjur tutup mulut untuk janji. Di Bekasi untuk membungkam yang tahu. Lalu, menurut saya, ada motif pesugihan," jelas Adrianus dalam acara Sapa Pagi Kompas TV, Sabtu (21/1/2023).
Menurut Adrianus, adanya seorang balita yang menjadi korban pembunuhan berantai turut memperkuat dugaan pesugihan yang dilakukan para tersangka.
"Itulah kenapa ada korbannya anak-anak sebagai tumbal bagi meningkatnya daya supranatural mereka," kata Adrianus.
Konsep tumbal untuk pesugihan sendiri biasanya harus menumbalkan keluarga dekat.
Oleh karena itu, banyaknya anggota keluarga yang dibunuh dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon dkk perlu dicurigai.
"Konsepsi tumbal, yang ditumbalkan bukanlah harta tidak berharga, tapi harta paling berharga. Dalam konsepsi kita kan keluarga ini harta berharga, begitu halnya korban yang lain," ungkapnya.
Lebih lanjut Adrianus yakin bahwa motif pesugihan jadi motif terkuat pembunuhan berantai Wowon dkk.
"Saya ingin eksplorasi nanti, kalau fakta terungkap lagi. Sebenarnya, faktor mendesak seperti apa sih, keluarga dekatnya sendiri harus dibunuh dengan cara itu?" kata Adrianus.
"Misalnya, kalau keluarga tahu perbuatan tiga tersangka ini di Cianjur (melakukan rentetan pembunuhan) kan bisa diomongin, diajak kongkalikong atau ya apa namanya dibanding dibunuh. Jangan-jangan faktor kemendesakan itu tidak ada. Lebih ke upaya lebih kuat pesugihan," sambungnya.
Keterkaitan kasus pembunuhan berantai Wowon dkk dengan pesugihan semakin kuat dengan adanya jimat yang ditemukan di rumah Solihin di Cianjur.
"Seperti ditemukan di rumah solihin, ditemukan jimat dan benda yang mengarah pada pesugihan. Tiga orang ini percaya pada hal-hal itu," tutur Adrianus.
Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon bersama adiknya M Dede Solehudin dan rekannya Solihin alias Duloh, di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Dalam kasus di Cianjur, pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan.
Para korban yang telah menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku, kemudian menagih janji kesuksesan dan kekayaan tersebut.
Saat itulah para korban dihabisi, kemudian jasadnya dikubur di sekitar rumah tersangka.
Penyelidikan sejauh ini menunjukkan, setidaknya ada sembilan orang yang dibunuh oleh ketiga tersangka.
Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340, 338, dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.
Penyidik Polda Metro Jaya masih akan melakukan pengembangan untuk mengetahui apakah masih ada korban ataupun pelaku lain.
Posko aduan pun dibuka penyidik di Cianjur, Jawa Barat, untuk menjaring para terduga korban penipuan atau bahkan pembunuhan berantai Wowon dkk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Kriminolog UI Cium Aroma Pesugihan jadi Motif Kuat Wowon cs Bunuh 9 Orang, Ada Bukti Jimat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/21/11143841/kriminolog-cium-aroma-pesugihan-dalam-kasus-pembunuhan-berantai-wowon-dkk
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan