BEKASI, KOMPAS.com - Tak pernah terbayang dibenak Pitriah (40) soal apa yang dialami anaknya yakni Muhammad Kenzi Alfaro.
Kenzi yang baru berusia 16 bulan atau tepatnya 1 tahun 4 bulan, terserang obesitas dan memiliki bobot tubuh 27 kilogram.
Warga Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi ini mengatakan, bobot fantastis putranya terus mengalami kenaikan saat menginjak usia 6 bulan.
"(Awal lahir) 4 kilogram, pas ada perubahan badannya, umur 6 bulan. (Bobot) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus," ujar Pitriyah kepada awak media di kediamannya, Selasa (21/2/2023).
Susu formula dan kental manis jadi asupan Kenzi
Pitriyah sendiri tidak mengetahui penyebab pasti mengapa anaknya bisa terkena obesitas. Namun, ia mengungkapan, anaknya selalu mendapat asupan susu formula sejak lahir.
"(Susu) formula pas dari awal karena enggak ASI. Terus, sempat kental manis pas umur satu tahun. Itu karena enggak mampu beli susu formula," ungkap Pitriyah.
Asupan soal susu formula dan kental manis yang diberikan kepada Kenzi juga bukan tanpa alasan. Pitriyah terpaksa memberinya susu formula dan kental manis karena keterbatasan biaya.
Ia juga perlu membiayai dua orang kakak dari Kenzi yang masih sekolah. Selain itu, suaminya pun hanya seorang pekerja serabutan di pemancingan dengan penghasilan tak menentu.
"Satu hari bisa dapat Rp 50.000, kalau ramai bisa Rp 80.000. Pemancingan tergantung sama pengunjung," ujar dia.
Adapun setelah mendapat bantuan dari puskesmas, kental manis yang sempat diberikan oleh Pitriyah kepada Kenzi telah distop.
Kenzi pun kini kembali diberi asupan susu formula untuk konsumsinya sehari-hari.
Pakai popok XXL dan baju ayahnya
Karena kondisi tubuhnya yang fantastis, Kenzi pun tak jarang memakai baju milik ayahnya. Baju milik ayahnya bahkan pas ketika dikenakan oleh Kenzi.
"Kalau baju, kadang pakai baju bapaknya. Orang bapaknya kecil," ucap Pitriyah.
Selain itu, Kenzi juga kerap diberi baju oleh kerabat-kerabatnya. Meski Kenzi baru berusia 16 bulan, baju yang diberikan kepadanya justru baju untuk anak-anak berusia 10 tahun ke atas.
Selain itu, diaper atau popok sekali pakai yang digunakan Kenzi berukuran XXL. Harga popok ukuran XXL lebih mahal dibandingkan ukuran yang lebih kecil.
Orangtua Kenzi, yang tergolong keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, tak mampu membeli banyak popok ukuran XXL. Karena itu, Kenzi hanya memakai diaper saat tidur.
"Terus popoknya juga, kalau beli juga enggak kuat (belinya). Jadi, saya pakaikan yang XXL. Itu juga beli di warung, kalau yang XXXL, di warung enggak ada, di Indomaret juga langka, jadi dia pakai kalau tidur saja," keluh Pitriyah.
Aktivitas terbatas, Kenzi tak mampu berdiri
Karena kondisi tubuh Kenzi, aktivitasnya pun jadi sangat terbatas. Sehari-hari Kenzi hanya bisa duduk dan tertidur di pangkuan ibunya.
Kenzi memang bisa berdiri, namun hanya beberapa detik. Setelah itu ia jatuh, dan kembali duduk.
"Dia (Kenzi) belum bisa jalan, baru bisa berdiri, tapi langsung duduk lagi," imbuh Pitriyah.
Meski aktivitas Kenzi amat terbatas, namun Pitriyah mengaku tidak ada kondisi yang mencurigakan pada buah hatinya. Pola tidur dan napasnya pun normal seperti layaknya bocah pada umumnya.
"Enggak ada keluhan lain. Alhamdulillah anak saya juga normal, nafasnya normal, enggak kaya orang ngos-ngosan. Tidurnya juga gampang," ungkap Pitriyah.
Namun, seperti layaknya seorang ibu, ia tetap khawatir dengan kondisi tubuh Kenzi yang amat besar tersebut.
"(Gelisah) iya. Namanya badannya segini (besar dan berat). Saya sudah konsultasi ke dokter, dari puskesmas diminta kalau dikasih susu, lebih encer. Saya ikuti anjurannya, makannya dikurangi. Dia kalau nasi, belum bisa makan," jelas dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/22/08353111/kisah-bayi-27-kg-di-bekasi-belum-bisa-berjalan-meski-berusia-16-bulan