Salin Artikel

Kisah Warga Cawang yang Kerap Kebanjiran, Bersedia Lahan Dibebaskan asal Ada Ganti Rugi

Untuk diketahui, normalisasi Kali Ciliwung adalah program pemerintah untuk menangani banjir di Ibu Kota.

RW 003 Kelurahan Cawang merupakan salah satu yang terdampak pembebasan lahan.

Di sana, ada sejumlah RT yang akan dibebaskan lahannya, yakni RT 002, RT 004, RT 006, RT 007, RT 008, dan RT 015.

Salah satu pengurus RT 015 RW 003 Kelurahan Cawang, Aji, mengatakan bahwa warga yang paling banyak terkena pembebasan lahan ada di RT 015.

“Paling banyak terdampak itu di RT 015," kata dia di Kelurahan Cawang, Rabu (22/2/2023).

Aji merupakan warga asli RT 015 RW 003. Ia lahir dan besar di sana. Rumahnya hanya berjarak sekitar 50-60 meter dari bantaran Kali Ciliwung. Banjir adalah musibah yang sudah biasa baginya.

Ia mengungkapkan, banjir di kawasannya lebih sering disebabkan oleh air kiriman dari Bogor. Jika Bogor sedang musim hujan, Aji dan warga lainnya langsung siap-siap menghadapi banjir.

"Tapi kalau kayak kemarin, di Jakarta hujan deras, volume air di Kali Ciliwung palingan naik aja. Enggak sampai banjir besar," ungkap dia.

Aji menambahkan, permukimannya pernah mengalami banjir yang cukup parah pada 2007.

Volume banjir saat itu membuat air meluap hingga Warung Bebe. Lokasinya cukup jauh dari bantaran Kali Ciliwung dan datarannya lebih tinggi.

"Ketinggian banjir di area bantaran kali bisa 8 meter lebih, kalau di lapangan sini sekitar 2 meter, dan di area warung 1 meter. Soalnya tanahnya (dari Warung Bebe) semakin menurun," jelas Aji.

Tingginya volume air banjir di permukiman dekat bantaran kali membuat bangunan-bangunan di sana terendam.

Beberapa rumah bertingkat dua sampai tergenang hingga atap.

Sementara itu, rumah Aji terendam setinggi 4-5 meter ketika banjir parah.

Menaruh barang di lantai atas

Aji mengatakan bahwa rata-rata rumah di wilayahnya bertingkat. Jadi, ketika musim banjir tiba, warga setempat sudah bersiap-siap menaikkan barang-barang ke lantai atas.

Sementara itu, warga yang tinggal di rumah satu lantai biasanya mengungsikan barang-barang ke lapangan. Ada pula yang menitipkannya ke tetangga yang rumahnya bertingkat.

Salah satu warga setempat berinisial A menambahkan, terkadang orang-orang hanya mengungsikan barang-barang penting.

Sementara itu, barang-barang seperti bangku, meja, dan lainnya dibiarkan terendam banjir.

Dahulu, tanah di bantaran kali rata dengan lantai rumah-rumah di bagian belakang kawasan Taman Harapan.

Saat ini, tanah di bantaran kali sudah menjadi gundukan hingga menutupi setengah pintu dan jendela belakang rumah-rumah di sana.

Sebagian besar rumah di dekat bantaran kali sudah tidak dihuni. Selain karena kondisi tersebut, juga karena bangunan sudah rusak akibat banjir.

"Dulu pas saya kecil, di sini (bantaran kali) pada suka main bola. Ada ayunan juga. Cuma karena tanah semakin naik karena tumpukan lumpur, jadi terbengkalai (areanya)," kata Aji.

Para pemilik rumah-rumah tersebut sudah lelah karena harus selalu membersihkannya akibat banjir.

Fondasi bangunan juga mulai kurang memadai karena terus terpapar air, sehingga bagian-bagian bangunan yang terbuat dari kayu sudah lapuk dan hancur. Ada pula bangunan yang roboh akibat banjir.

A, salah satu warga yang masih bertahan tinggal di dekat bantaran kali, mengatakan bahwa rumah-rumah yang kini kosong sebelumnya pernah dikontrakkan.

Namun, banjir membuat para penghuni rumah sulit mencari akses keluar, terutama saat hari kerja.

"Jadi udah ngontrak, mau berangkat kerja juga susah karena enggak ada akses, jadi mending pindah," jelas A.

Aji menambahkan, rumah-rumah di bagian belakang Taman Harapan masih ramai dihuni hingga awal 2021, tetapi beberapa orang mulai meninggalkan area tersebut.

Aji mengatakan bahwa warga di lingkungannya sudah terbiasa kebanjiran.

"Walau emang nyusahin, pas banjir itu di sini orang pada ngumpul keluar. Jadi rasa guyubnya ada," kata Aji.

"Normalisasi (Ciliwung) ini untuk dampak lebih luas emang baik. Cuma, untuk masyarakat di sini lebih memilih kebanjiran daripada harus digusur," sambung Aji.

Warga A yang sudah terbiasa kebanjiran, menganggap banjir sebagai momen untuk mencuci rumah.

A biasanya menaruh barang di lantai dua atau tiga rumah ketika banjir mulai menggenang.

"Anggap aja rumahnya lagi dicuci setiap kebanjiran," kata A di lokasi.

Meskipun demikian, menurut Aji, warga Taman Harapan bersedia lahan tempat tinggalnya dibebaskan untuk normalisasi Ciliwung.

Asalkan, warga menerima uang ganti rugi yang sepadan untuk membeli rumah di lokasi lain.

Warga tidak mau direlokasi ke rumah susun (rusun). Sebab, unit rusun tersebut bukan menjadi milik warga. Mereka juga harus memikirkan uang sewa rusun tiap bulannya.

"Kalau pemerintah membutuhkan normalisasi, warga di sini siap walaupun berat hati, tapi dengan biaya penggantian yang wajar, kami bisa ambil rumah lagi di luar kawasan ini," ujar Aji.

Adapun Presiden Joko Widodo memberikan tenggat waktu dua tahun untuk merampungkan program normalisasi Kali Ciliwung.

Karena itu, Pemprov DKI akan membebaskan lahan untuk normalisasi tersebut.

Selama 2021-2022, Pemprov DKI telah membebaskan 324 bidang untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Pemprov DKI akan membebaskan lagi 6,5 hektar lahan untuk program serupa pada tahun ini. Anggarannya mencapai Rp 469 miliar.

Lahan yang akan dibebaskan terletak di empat kelurahan di Ibu Kota, yakni Cililitan, Rawajati, Cawang, dan Kampung Melayu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/27/06103311/kisah-warga-cawang-yang-kerap-kebanjiran-bersedia-lahan-dibebaskan-asal

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke