Salin Artikel

Saat Keberadaan Pembacok Siswa SMK di Bogor Masih Jadi Misteri, Diduga Disembunyikan sampai Kabur ke Luar Kota

Pasalnya, setelah hampir seminggu dari peristiwa pembacokan AS pada Jumat (10/3/2023) lalu, polisi masih belum bisa menangkap ASR maupun menemukan titik terang mengenai keberadaannya.

Hingga Kamis (16/3/2023) petang, ASR masih berstatus buron dan dalam daftar pencarian orang (DPO).

Padahal, dua pelaku pembacokan lainnya, yaitu MA (17) dan SA (18) sudah berhasil ditangkap pada Senin (13/3/2023).

Kedua pelaku ditangkap di dua lokasi yang berbeda setelah bersembunyi dari kejaran polisi.

MA diamankan di wilayah Lebak, Provinsi Banten. Sedangkan SA diamankan di wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sosok ASR

ASR merupakan pelaku utama atas hilangnya nyawa AS yang ia bacok dengan gobang atau pedang di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, ASR juga memiliki rekam jejak kriminal sebelumnya.

ASR pernah dipenjara karena kasus penjambretan handphone milik anak di bawah umur pada beberapa bulan lalu.

"Untuk yang masih buron, ASR alias T, dia residivis kasus jambret di Bogor Kabupaten," ungkap Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.

ASR diduga disembunyikan keluarga maupun rekan

Plh Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Komisaris Eka Chandra Mulyana mengatakan, polisi masih belum dapat petunjuk mengenai keberadaan ASR.

"Kami sedang berupaya mencari ASR melalui kerabat dan keluarga. Namun, saat ini belum ada titik terang, namun tetap kami optimalkan," kata Eka, dilansir dari TribunJakarta.com, Rabu (15/3/2023).

Eka menjelaskan, proses pencarian ASR terus dilakukan dengan bantuan informasi yang didapatkan oleh kepolisian, termasuk informasi yang didapatkan dari pihak keluarga ASR sendiri.

Kendati demikian, Eka mengakui pihak Polresta Bogor Kota masih belum menemukan titik terang tentang di mana ASR berada.

Hal itu pada akhirnya membuat polisi menaruh kecurigaan bahwa ada keluarga yang menyembunyikan ASR.

Polisi mengancam pihak yang menyembunyikan ASR untuk segera menyerahkannya ke pihak berwajib.

"Kemungkinan kecurigaan kami disembunyikan. Ya, namanya orangtua ke anaknya. Tapi, kami imbau kalau memang disembunyikan ketika disembunyikan (yang menyembunyikan) akan kami proses," ungkap Eka.

Menurut Eka, ASR juga sangat jarang pulang ke rumahnya. Eka mengindisikasikan bahwa ASR bersembunyi di rumah kerabat atau rekannya.

"ASR ini kemungkinan berada di tempat kerabat atau temannya. Secara keseharian memang jarang tinggal di rumah, lebih banyak tinggal dengan teman atau menginap di luar," jelas Eka.

Lebih lanjut, polisi juga sudah memberi imbauan kepada ASR untuk segera menyerahkan diri ke pihak berwajib.

ASR diajak MA untuk membacok

Terkait aksi pembacokan yang dilakukan ASR, ternyata hal itu ia laksanakan karena diajak oleh MA.

Eka mengatakan, MA memiliki masalah dengan seseorang berinisial A yang satu sekolah dengan korban.

Hal itu bermula ketika MA melakukan live di media sosial Instagram. MA merasa ditantang oleh A sampai membuat emosinya tersulut.

"Dia merasa jengkel saat mereka live," kata Eka dilansir dari TribunnewsBogor.com, Kamis (16/3/2023).

Pada hari di mana AS dibacok, MA mengajak SA dan ASR untuk mencari A. Akan tetapi, MA tidak bisa menemukan A setelah berusaha mencarinya.

Kemudian, mereka bertiga mencari korban lain dengan mengincar siswa berseragam SMK Bina Marga 1 Kota Bogor, yang mana itu menimpa AS.

"Kebetulan ada indikasi permusuhan antar sekolah. Karena orang yang dicari tidak ada jadi orang yang bersekolah di tempat tersebut menjadi korban. Mereka mencari korban secara random," jelas Eka.

Saat didatangi polisi di rumahnya, orangtua ASR mengungkapkan bahwa sang anak kerap membuat resah.

Bahkan, keluarganya pun merasa geram dengan tingkah laku ASR selama ini. Menurut keluarganya, ASR berkali-kali terlibat masalah hukum.

"Kita sudah ke para keluarga pelaku dan mereka kooperatif. Justru yang ASR ini keluarganya menyayangkan kenapa sudah jambret kok kayak gini lagi," kata Bismo.

Kronologi pembacokan AS

Sesaat sebelum peristiwa pembacokan terjadi, korban hendak pulang menuju rumahnya di kawasan Ciriung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Korban bersama teman-teman pelajar lainnya menyebrang jalan di lampu merah Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

"Jadi dia sedang menyeberang, habis itu ya luka. Dia nyeberang bersama teman," jelas Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Jumat (10/3/2023), dilansir dari TribunnewsBogor.com.

Namun, sekitar pukul 09.30 WIB, korban tiba-tiba disabet dari belakang dengan senjata tajam berupa pedang oleh para pelaku yang berboncengan dengan satu sepeda motor.

Sabetan pedang tersebut mengakibatkan luka serius di bagian wajah sampai leher korban.Meskipun begitu, korban sempat berjalan masuk ke sebuah gang sambil tergontai-gontai menahan sakit.

Namun, pada akhirnya korban tersungkur tepat di depan gang setelah tak kuat menahan rasa sakit akibat sabetan pedang.

Sementara itu, ketiga pelaku langsung tancap gas untuk melarikan diri usai melakukan pembacokan.

Penulis : Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah, Reynaldi Andrian (TribunnewsBogor.com) | Editor : Jessi Carina, Ferdinand Waskita Suryacahya (TribunJakarta.com), Damanhuri (TribunnewsBogor.com)).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/17/05150041/saat-keberadaan-pembacok-siswa-smk-di-bogor-masih-jadi-misteri-diduga

Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke