Eksekutor pembacokan yang menewaskan Arya Saputra (15), siswa SMK Bina Warga 1 Kota Bogor, itu berhasil ditangkap Kepolisian Resor Bogor Kota.
"Kami sudah menangkap tersangka DPO pembacokan inisial ASR alias Tukul di Yogyakarta," kata Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso, Kamis (11/5/2023) malam.
Selama dua bulan pelariannya, ada berbagai hal yang dilakukan Tukul agar dirinya tidak ditangkap polisi.
Berpindah-pindah kota
Usai membacok Arya Saputra, Tukul tidak langsung kabur ke Yogyakarta. Beberapa daerah disinggahi Tukul sebelum akhirnya ia berada di Kota Gudeg.
Bismo mengatakan, Tukul kerap berpindah-pindah kota untuk menghilangkan jejak.
"Pertama di Bogor Kota, Cianjur, Jakarta dan Yogyakarta," kata Bismo dilansir dari TribunnewsBogor.com, Jumat (12/5/2023).
Bismo mengaku bahwa Tukul agak lihai mengelabui polisi sehingga titik pelariannya cukup banyak.
"Kendalanya tersangka cukup lihai, jadi sebelumnya sudah terlibat dalam kejahatan lain seperti jambret, pencurian di wilayah Bogor kota dan kabupaten, kemudian ditahan di polres," jelas Bismo.
Datangi dukun
Selain berpindah-pindah kota untuk bersembunyi dan menghilangkan jejak, Tukul juga sempat melakukan hal nyeleneh.
Briptu Heru Setiaji, salah satu Anggota Ops Jatantras Polresta Bogor Kota yang ikut menangkap Tukul mengatakan, pelaku berniat untuk mencari perlindungan dari dukun agar kasusnya tidak terungkap.
"Itu di Cianjur. Dia minta ke dukun lah atau gurunya gitu supaya ditutup kasus ini," kata Heru.
Namun, upaya Tukul meminta bantuan dukun pada akhirnya sia-sia setelah dirinya berhasil ditangkap polisi.
Dalam kasus ini, polisi sebelumnya sudah menangkap dua pelaku pembacokan lainnya, yakni MA (17) dan SA (18), pada Maret lalu.
MA ditangkap di wilayah Lebak, Provinsi Banten, sedangkan SA ditangkap di wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Para pelaku memiliki peran masing-masing saat menghabisi korban. MA merupakan pemilik senjata tajam gobang dan pengendara sepeda motor saat menyerang korban.
Sementara itu, SA berperan menghilangkan atau membuang barang bukti senjata gobang.
Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Maret lalu, polisi menyampaikan, motif pembacokan dilatarbelakangi permasalahan lama antara sekolah korban dengan sekolah pelaku.
Konflik itu memuncak setelah para pelaku menerima sebuah pesan berisi tantangan yang dikirim melalui Instagram.
Para pelaku kemudian terprovokasi, kemudian mendatangi sekolah korban untuk mencari orang yang mengirim pesan tersebut.
Karena tak berhasil menemukan orang yang dicari, para pelaku melampiaskannya dengan melakukan pembacokan secara acak.
"Awalnya ada tantangan via Instagram yang dikirim oleh A dari sekolah yang sama dengan korban. Pelaku terprovokasi lalu membalas tantangan itu dengan mendatangi sekolah tersebut," ungkap Bismo, saat itu.
Unggahan soal kasus ini sempat viral di media sosial. Saat itu, korban tiba-tiba langsung dibacok oleh pelaku sambil mengendarai sepeda motor.
Peristiwa tersebut terjadi di lampu merah Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, pada Jumat (10/3/2023). Saat kejadian, korban sedang menyeberang.
(Penulis: Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah, Rahmat Hidayat (TribunnewsBogor.com) | Editor: Nursita Sari).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/12/19394851/kisah-pelarian-eksekutor-pembacok-siswa-smk-di-bogor-kabur-ke-4-kota