Untuk diketahui, Arya merupakan siswa SMK Bina Warga yang tewas dibacok oleh pelajar dari sekolah lain di Simpang Pomad, pada Maret 2023 lalu.
Pelaku yang berjumlah tiga orang telah sudah ditangkap semua. Terakhir, pelaku utama atau eksekutor pembacokan, ASR alias Tukul (17), diringkus pada Kamis (11/5/2023) setelah buron selama dua bulan.
Tangis keluarga korban pun pecah ketika polisi menghadirkan Tukul dalam konferensi pers tersebut.
Umay, ibu korban, tampak tak kuat. Air matanya terus bergelinang membasahi pipinya. Sesekali, ia menutup mukanya dengan tangan.
Ia masih tak percaya, anak laki-lakinya itu sudah tidak ada. Keinginannya saat ini hanya satu yaitu meminta agar pelaku pembacokan diadili dan mendapat hukuman setimpal.
"Enggak kuat, kok dia tega sih bunuh anak orang," kata Umay seraya meneteskan air mata.
"Bawa saja dulu ke makam, suruh lihat dia makam Arya kayak gimana," sambungnya.
Kehadiran Tukul dalam konferensi pers di Mapolresta Bogor memang menyita perhatian banyak orang.
Bahkan, keluarga korban yang ikut hadir di sana juga membawa foto korban semasa hidup dan spanduk besar bertuliskan 'Justice for Arya'.
Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso meminta kepada keluarga korban untuk bersabar. Ia memastikan proses hukum akan dilakukan seadil-adilnya.
"Nanti kita pemeriksaan secara maksimal bu, nanti juga akan kita limpahkan ke kejaksaan dan pengadilan," ucap Bismo.
Sebelumnya, ASR alias Tukul ditangkap di Yogyakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (11/5/2023) setelah buron selama dua bulan.
Selama pelariannya itu, Tukul kerap berpindah-pindah tempat agar keberadaannya tidak mudah dilacak.
Bahkan, Tukul sempat kabur ke wilayah Cianjur, Jawa Barat, untuk meminta bantuan kepada dukun supaya keberadaannya tidak mudah diketahui orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/12/22270891/tangis-keluarga-korban-pembacokan-siswa-smk-di-bogor-pecah-saat-polisi