Peristiwa ini terjadi di Jalan Bambu Kuning, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu, sekitar pukul 13.00 WIB.
A mengungkapkan, ia berani mencegah para jambret itu karena memikirkan materi sekolahnya yang ada di ponsel.
"Aku di sini (saat mencegah penjambretan) juga sambil mikir jangan sampai kejambret karena bakal enggak bisa ulangan kenaikan kelas," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
A melanjutkan, materi pembelajaran yang dibutuhkan berada dalam ponsel itu.
Oleh karena itu, ia menggenggam ponsel tersebut dengan sekuat tenaga saat para maling beraksi.
Adapun A hampir menjadi korban penjambretan ponsel yang dilakukan oleh dua laki-laki tidak dikenal.
Mereka berboncengan menggunakan motor berwarna putih tanpa pelat nomor. Mereka menggunakan masker putih.
Kala itu A sedang berjalan kaki dengan saudaranya sekitar pukul 13.00 WIB untuk membeli makanan di warung dekat rumahnya.
Setelah berjalan sekitar 3 meter, A menyadari bahwa dua laki-laki itu selalu mondar-mandir di dekatnya.
"Aku udah curiga mereka mau berbuat jahat. Pas mereka setop di depan, aku pindahin HP dari tangan kiri ke kanan. Tapi mereka keburu megang HP aku," ungkap A.
Menurut A, mereka bolak-balik sebanyak tiga kali seperti sedang mengintai situasi untuk memeriksa apakah ada orang lain di jalanan itu.
Lantaran kondisi jalanan sedang sepi, ujar A, para penjambret langsung melancarkan aksinya.
Beruntungnya, A berhasil mempertahankan HP-nya meski harus terseret.
"Aku kayak megang lebih erat HP-nya pakai tangan, jadi mungkin karena ini HP enggak keambil," tutur dia.
Imbasnya, A mengalami luka pada dengkul kiri, pinggul bagian kanan, dan siku kanan.
Meski demikian, ia tidak pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengobatinya. A mengobati lukanya di rumah.
Namun, kejadian itu tetap membuat A merasa trauma.
A merasa takut setiap kali berada di luar rumah. Dia merasa seperti sedang diintai dan diikuti oleh orang-orang jahat yang hendak menjambretnya.
Sebisa mungkin, dia juga tidak membawa handphone saat harus meninggalkan rumah.
"HP, kalau aku lagi keluar, aku tinggal di rumah. Atau masukin ke tas pas pulang ke rumah, takut kejadiannya keulang lagi," terang A.
Setiap berangkat sekolah, A selalu diantar keluarganya. Namun, ia selalu pulang sendiri atau bersama teman.
Meski begitu, temannya tinggal cukup dekat dengan sekolah A. Jadi, ia akan sendiri kembali saat pulang sekolah.
"Kalau pulang sekolah sekarang jadi degdegan, jadi takut. Kalau lewat jalan sepi langsung lari, tapi diberaniin aja pulang sendiri," ucap dia.
Meski mengalami kejadian yang traumatis, A tidak melaporkan kejadian itu ke Polsek Cipayung.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/01/13252051/remaja-di-cipayung-hadapi-jambret-demi-pertahankan-ponsel-berisi-materi