JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit yang diinisiasi eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kini mangkrak pengerjaannya.
Kondisi proyek itu cukup memprihatinkan.
Kompas.com menyambangi jalan layang yang direncanakan menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara itu.
Kami mulai memasuki JLNT Pluit melalui Jalan Pluit Barat Raya, dekat toko audio mobil bernama Venom Auto Garage.
Kondisi jalan sebelum masuk area JLNT Pluit bukanlah aspal, melainkan kerikil-kerikil kecil.
Terdapat batang pohon kira-kira berukuran dua meter tergeletak di sisi kanan.
Saat mulai memasuki JLNT, terdapat gundukan tanah setinggi kurang lebih 60 centimeter.
Tanah tersebut juga bercampur dengan sampah hingga karung berisi puing-puing.
Di sisi kanan pintu masuk JLNT Pluit, terdapat bekas sisa-sisa pembakaran oleh seseorang.
Hal ini terlihat dari warna tanah yang menghitam dan masih tercium bau gosong.
Bekas sisa-sisa pembakaran ini terlihat bukan hanya di satu tempat saja, tetapi juga terpantau ada di beberapa titik JLNT tersebut.
Untuk memasuki area JLNT Pluit, kami harus menaiki gundukan tanah tersebut.
Tetapi, ada "rintangan" lain setelah gundukan tanah, yakni separator jalan yang membentang secara tidak beraturan untuk menutupi pintu masuk JLNT Pluit.
Daun-daun kering terlihat berserakan di sana. Sebab, tumbuhan liar tumbuh di sela-sela beton.
Bahkan, di sisi kiri JLNT Pluit dekat pintu masuk ini berderet pohon yang sudah ditebang.
Setelah Kompas.com mencoba menggoyang, pohon bekas tebang itu masih kokoh dan tidak dapat disingkirkan menggunakan tangan.
Kami juga sempat berupaya mengeruk tanah dekat akar pohon tersebut.
Nyatanya pohon ini memang tumbuh di atas beton dan akarnya kuat menjalar di tanah.
Sementara itu, di luar pembatas JLNT Pluit, terdapat sejumlah pohon yang tumbuh besar sehingga membuat JLNT Pluit sedikit rindang.
Sayangnya, setelah ditelusuri lebih dalam, di luar pembatas JLNT Pluit ini menjadi tempat "tersembunyi" pembuangan sampah.
Sampah-sampah ini beragam jenis, di antaranya limbah plastik, minum botol beralkohol, baju bekas, hingga gelas kaca.
Sebelum mangkrak dan tak terawat seperti sekarang ini, proyek JLNT Pluit sempat mendapat penolakan keras dari warga sekitar.
Forum Warga Pluit mendesak pemimpin DKI Jakarta saat itu, mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk mengkaji ulang pembangunan JLNT Pluit.
Pasalnya, proyek yang akan menggunakan sebagian besar badan Tanggul Pluit itu berpotensi merusak tanggul, sehingga menyebabkan banjir.
Bila banjir terjadi, bukan hanya warga yang akan terdampak, tetapi juga PLTU Muara Katang yang merupakan sumber listrik untuk Jawa-Bali.
Selain itu, warga merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan dan sosialisasi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) JLNT Pluit.
Diketahui, JLNT Pluit ditargetkan memiliki panjang sekitar 10 kilometer.
Proyek ini akan menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara.
Namun baru sekitar 3 kilometer jalan yang selesai dibangun.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/06/15154681/kondisi-jlnt-pluit-warisan-ahok-ditumbuhi-tanaman-liar-dan-jadi-tempat