Salin Artikel

Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Kesulitan Mandikan Jenazah

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis air bersih yang melanda RW 05 dan RW 02, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara sejak dua tahun terakhir, tak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari warga seperti mandi dan mencuci.

Krisis air itu juga berdampak saat ada salah satu warga meninggal dunia. Saat jenazah hendak dimandikan, air ledeng yang dipasok PAM Jaya justru sedang tak mengalir.

Hal tersebut dirasakan oleh ibu rumah tangga bernama Habibah (53) yang suaminya meninggal dunia pada Kamis (16/5/2023).

Di tengah kabar berkabung itu, keluarga Habibah kebingungan untuk memandikan jenazah. Sebab, wilayah setempat tengah kesulitan air bersih.

"Ya sedih, Mas. Posisi bingung mau bagaimana? Kan sulit air bersih. Jad, mau memandikan jenazah enggak ada air, susah," kata Habibah saat diwawancarai Kompas.com pada Jumat (9/6/2023).

Saat itu, untungnya keluarga dan warga yang lain saling membantu.

Mereka mencari penjual air bersih yang biasa masuk ke jalan-jalan kecil.

"Jadi, kita cari. (Soalnya penjual air bersih) jarang di sini," ujar Habibah.

Terpaksa, Habibah harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli 12 jeriken air bersih agar pendamping hidupnya layak dikebumikan menurut ajaran Islam.

"Itu satu gerobak (6 jeriken) Rp 40.000," tutur Habibah.

Setelah itu, suami Habibah akhirnya bisa diantarkan ke peristirahatan terakhir.

Habibah mengungkapkan, kesulitan saat memandikan jenazah ini tidak hanya dirasakan dirinya.

Beberapa waktu lalu, tetangganya yang meninggal dunia merasakan hal serupa.

"Ya sama, beli air bersih juga," imbuh Habibah.

Dia menjelaskan, warga setempat beberapa kali sudah melaporkan tentang permasalahan krisis air ini.

Hanya saja, tidak ada tindak lanjut oleh PAM Jaya. Air hanya mengalir di waktu tertentu saja. 

Kualitasnya pun tidak layak dikonsumsi karena kotor, bau, asin, dan berminyak.

"Orangnya nengok (ke sini) doang. Ya sudah, enggak ada perbaikan. Enggak ada (tindak lanjut). Ya kalau ada perubahan, enggak seperti ini (masih mati), air bakal mengalir. Ini kan enggak berubah," ungkap Habibah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/09/19532211/krisis-air-bersih-di-rawa-badak-utara-warga-sampai-kesulitan-mandikan

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Megapolitan
Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Megapolitan
Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Megapolitan
Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

Megapolitan
Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Megapolitan
Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Megapolitan
Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Megapolitan
DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

Megapolitan
Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di 'Job Fair' Depok

Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di "Job Fair" Depok

Megapolitan
Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Megapolitan
Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Megapolitan
Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke