JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua orang dapat bertahan hingga belasan tahun merantau ke Jakarta.
Ada banyak rintangan untuk dilalui agar sukses mengadu nasib di Ibu Kota.
Termasuk bertemu dengan orang-orang yang wataknya berbeda dari masyarakat daerah asalnya, serta bersaing dengan sesama perantau.
Fuad (45) sudah merantau di Jakarta sejak 2005. Ia mengatakan, kunci agar bisa bertahan di kota yang kini berusia 496 tahun itu adalah pintar beradaptasi.
"Merantau itu bagaikan anak baru masuk sekolah saja. Harus adaptasi untuk naik kelas," ucap pengelola RPTRA Komarudin itu, Selasa (27/6/2023).
Jakarta adalah kota yang keras, terutama bagi mereka yang tidak biasa menjalani hidup di sana.
Bahkan, menurut Fuad, merantau di Jakarta dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan jika para perantau tidak kuat saat menghadapi beragam rintangan.
Rintangan saat merantau
Bagi Fuad, rintangan yang dihadapinya cukup bermacam-macam. Salah satunya menjadi korban banjir pada tahun pertama ia menapakkan kaki di Jakarta.
Fuad pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah rumah sakit di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 2005.
Selama bekerja di sana, ia menyewa sepetak kontrakan bersama tiga orang temannya. Harga sewa per bulannya adalah Rp 500.000 per bulan.
Meski sudah dibagi empat, biaya sewanya tetap dirasa mahal karena gaji bulanan Fuad pada saat itu adalah Rp 500.000.
Selain harganya yang mahal, lokasi kontrakan juga kurang strategis karena langganan banjir.
"Saluran airnya dulu banyak sampah. Enggak hujan saja suka becek, setiap hujan ya banjir. Kalau bukan karena kerja di kawasan itu, saya enggak mau tinggal di sana," ungkap Fuad.
Fuad juga pernah dibentak menggunakan bahasa yang kurang pantas. Namun, ia tidak ambil pusing dan tidak sakit hati.
Prinsipnya tetap teguh untuk mencari uang dan menghidupi keluarganya di kampung halaman.
"Memang pahit, tapi nikmatin saja. Enggak boleh tersinggung karena memang niatnya ke Jakarta untuk cari uang. Perlakuan kayak gitu ke saya anggap saja cuma numpang lewat," kata Fuad.
Mengenal Jakarta butuh proses
Mencoba beberapa bidang pekerjaan dan berkenalan dengan banyak orang membantu Fuad beradaptasi.
Ia jadi lebih memahami Jakarta, mulai dari orang-orangnya sampai cara bertahan hidup di kota perantauan.
Namun, Fuad menekankan agar perantau lekas beradaptasi dengan perbedaan harga barang-barang pokok yang mungkin jauh lebih mahal daripada di daerah asalnya.
Jika sudah terbiasa dengan harga barang-barang pokok, para perantau akan bisa mengatur pengeluaran supaya hidup tidak terlalu sulit di Ibu Kota.
"Jakarta itu keras buat yang belum mengenal Jakarta, belum menguasai daerah, dan belum beradaptasi," ucap Fuad.
"Anak sekolah yang bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan pelajarannya bakal jadi pintar. Mereka jadi bisa naik kelas. Sama kayak perantau," imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/03/07053791/merantau-itu-bagai-anak-baru-masuk-sekolah-harus-adaptasi-untuk-naik