Salin Artikel

Terseok-seok, Perantau Asal Madura 7 Tahun Hidup di Jakarta yang Tak Sesuai Ekspektasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kota menjadi salah satu tujuan utama bagi para perantau untuk mencari pekerjaan.

Tidak sedikit dari mereka menilai DKI Jakarta merupakan ladang uang dengan pekerjaan yang layak.

Namun, sayangnya, tidak bagi Bahri (25). Dia harus terseok-seok terlebih dahulu saat pertama kali tiba di Jakarta pada 2017.

Berbagai macam pekerjaan telah dia lakoni hingga akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik.

Terlepas dari kisah hidupnya, Bahri memiliki pengalaman setelah tujuh tahun di Jakarta.

Dia juga mempunyai segudang harapan di usia Jakarta yang baru, yakni ke-496 tahun.

Modal nekat

Bahri yang bermodal ijazah sekolah menengah kejuruan (SMK) nekat merantau dari Madura ke Tangerang dengan menumpang truk pengangkut ikan.

Keputusan ini Bahri ambil karena menganggap mudah mencari pekerjaan di Ibu Kota sekaligus mencari pengalaman.

"Setelah lulus sekolah itu, pikiran saya, 'wah di sini pontang-panting, nih. Enggak ada kerjaan, daripada mondar-mandir, kebetulan pengin cari pengalaman juga', ya sudah," ungkap Bahri saat ditemui Kompas.com di Jalan Yos Sudarso, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (27/6/2023).

Tak sesuai ekspektasi

Setiba di Tangerang, Bahri langsung bergegas mencari pekerjaan. Dia sempat mendaftarkan diri ke berbagai perusahaan.

Sayangnya, tidak ada satu pun yang memanggilnya, entah melalui e-mail atau panggilan telepon.

Hal tersebut membuat pemikiran Bahri terpatahkan. Ternyata, mencari pekerjaan sangat sulit di Jakarta. Terlebih, saingan yang cukup banyak dari berbagai macam golongan.

"Ternyata enggak sesuai ekspektasi," kata Bahri sambil tertawa.

Terseok-seok

Namun, Bahri tidak patah semangat. Dia memberanikan diri menjadi kuli panggul di pasar-pasar.

Pekerjaan itu merupakan salah satu batu loncatannya yang kini menjadi petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Utara.

"Kuli panggul di pasar-pasar, habis itu ketemu teman lalu diajak ke hotel sebagai pencuci piring, beberapa bulan kemudian ketemu teman lagi diajak kerja ke ekspedisi, habis itu ya ke sini, kebetulan bertemu teman juga," ucap Bahri.

Kata Bahri, kini dia hanya menjalani hidup sesuai dengan alur yang sudah dikehendaki Tuhan. Pekerjaan ini bisa menghidupinya dan keluarga.

Harus buang gengsi

Dengan pengalamannya ini, dia memetik hikmah bahwa sebagai perantau di Ibu Kota sebaiknya membuang gengsi.

Selama tujuh tahun terakhir hidup di Jakarta, Bahri memiliki kesan tersendiri.

Banyaknya orang dengan berbagai macam latar belakang membuatnya sulit untuk beradaptasi.

"Rasanya susahnya hidup di Jakarta pas itu. Karena beradaptasi juga sih waktu itu sama lingkungan, orang-orang sini. Orang-orang sini kan keras, Mas," tutur Bahri.

Permasalahan dan harapan

Bahri juga menyampaikan curahan hatinya (curhat) mengenai pekerjaan yang dia lakoni sejak enam tahun terakhir.

Curhat ini terucap dari mulut Bahri saat ia ditanya mengenai persoalan apa yang harus dibenahi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di usia ke-496 Ibu Kota.

Salah satu yang paling disorot Bahri adalah penghijauan di Jakarta Utara. Masyarakat dinilai belum sadar pentingnya mencintai alam.

"Mulai dari segi lingkungan, penghijauan. Karena saya kan di pertamanan yang kayak begini. Ya masyarakat itu tidak bisa bekerja sama dengan petugas," kata Bahri.

"Ya enggak mencintai alam, pada sembarangan semua (buang sampahnya)," ucap Bahri melanjutkan.

Seyogianya, ujar Bahri, masyarakat dan petugas dapat berkolaborasi serta menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Terakhir, Bahri memiliki harapan untuk DKI Jakarta yang memasuki usia ke-496.

Harapan ini berangkat dari pengalamannya sebagai perantau saat dia terseok-seok mencari pekerjaan di Ibu Kota.

"Mungkin harapannya lebih mudah mencari pekerjaan untuk orang yang belum dapat pekerjaan. Karena, Jakarta ini saya rasa, kalau enggak salur menyalur, susah," ungkap Bahri.

"Sekarang cari pekerjaan di Jakarta, kalau enggak saling membawa, enggak bisa masuk. Harus ada orang-orang tertentu," imbuh dia.

Bahri menekankan, harapan ini sebenarnya bukan hanya ditujukan khusus untuk DKI Jakarta, tetapi juga untuk kota-kota lainnya di Indonesia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/04/06112251/terseok-seok-perantau-asal-madura-7-tahun-hidup-di-jakarta-yang-tak

Terkini Lainnya

Beli Rumah Subsidi Proyek Jokowi di Cikarang, Warga Tergiur DP dan Cicilan Murah

Beli Rumah Subsidi Proyek Jokowi di Cikarang, Warga Tergiur DP dan Cicilan Murah

Megapolitan
Wanita di Citayam Dibegal Setelah Antar Suami ke Stasiun

Wanita di Citayam Dibegal Setelah Antar Suami ke Stasiun

Megapolitan
Aksi Nekat Pengendara Motor, Tak Pakai Helm Melintas di Jalan Tol MBZ Berujung Ditilang

Aksi Nekat Pengendara Motor, Tak Pakai Helm Melintas di Jalan Tol MBZ Berujung Ditilang

Megapolitan
Seorang Ibu di Bogor Mengalami Kerusakan Otak usai Operasi Caesar

Seorang Ibu di Bogor Mengalami Kerusakan Otak usai Operasi Caesar

Megapolitan
Kronologi Pengendara Motor Tak Pakai Helm Lawan Arah di Jalan Layang Tol MBZ

Kronologi Pengendara Motor Tak Pakai Helm Lawan Arah di Jalan Layang Tol MBZ

Megapolitan
Warga Keluhkan Air di Perumahan Subsidi Jokowi Kerap Kotor dan Berbau

Warga Keluhkan Air di Perumahan Subsidi Jokowi Kerap Kotor dan Berbau

Megapolitan
Aset di 500 Unit Rusunawa Marunda Dijarah, Eks Pengelola: Jangan Asal Lapor

Aset di 500 Unit Rusunawa Marunda Dijarah, Eks Pengelola: Jangan Asal Lapor

Megapolitan
Pakai Identitas Palsu, Polisi Kesulitan Cari Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental

Pakai Identitas Palsu, Polisi Kesulitan Cari Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental

Megapolitan
Ubin Rumah Subsidi Proyek Jokowi Retak-retak, Penghuni: Mungkin Urukan Belum Padat Sudah Dibangun

Ubin Rumah Subsidi Proyek Jokowi Retak-retak, Penghuni: Mungkin Urukan Belum Padat Sudah Dibangun

Megapolitan
6 Event Liburan Sekolah di Mal Tangerang

6 Event Liburan Sekolah di Mal Tangerang

Megapolitan
Niat Bubarkan Tawuran, Pria di Kalideres Pukul Remaja Pakai Balok Hingga Tewas

Niat Bubarkan Tawuran, Pria di Kalideres Pukul Remaja Pakai Balok Hingga Tewas

Megapolitan
Aksi Heroik Babinsa di Bogor Selamatkan Pria yang Hendak Bunuh Diri di Jembatan

Aksi Heroik Babinsa di Bogor Selamatkan Pria yang Hendak Bunuh Diri di Jembatan

Megapolitan
Heru Budi Minta Anak Buahnya Tindak Tegas Pelaku Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Heru Budi Minta Anak Buahnya Tindak Tegas Pelaku Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Sebelum Kebakaran, Pencuri di Minimarket Depok Sempat Bakar Rokok Curiannya

Sebelum Kebakaran, Pencuri di Minimarket Depok Sempat Bakar Rokok Curiannya

Megapolitan
Seorang Perempuan Tewas Tertabrak Truk Trailer di Cilincing Jakut

Seorang Perempuan Tewas Tertabrak Truk Trailer di Cilincing Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke