Lokasinya berada di RT 015 RW 04 Kelurahan Klender. Kampung Literasi bukan hanya merujuk pada satu titik, tetapi RT 015 secara keseluruhan.
Kampung Literasi menjadi sebuah tempat untuk mengajak warganya dari anak-anak hingga lanjut usia untuk berdaya.
Bukan sekadar menaikkan minat baca, tetapi juga melakukan kegiatan bermanfaat lain untuk kehidupan sehari-hari.
Di sana, warga yang suka bercocok tanam dan budi daya ikan juga difasilitasi dengan peralatan yang telah disediakan.
Ketua RT 015 Yanuar Mahendra menjelaskan, Kampung Literasi dicetuskan pada 2022 untuk meningkatkan minat baca warganya.
"Bukan cuma anak-anak, tetapi orang dewasa sekarang juga berkurang minat bacanya. Dengan latar belakang itu, kami berinisiatif untuk mencoba meningkatkannya dengan Taman Baca," kata dia di lokasi, Sabtu (8/7/2023).
Dalam menciptakan Kampung Literasi, RT 015 bekerja sama dengan Yayasan Balai Buku Jakarta.
Taman Baca adalah sebuah area yang memiliki dua kebun kecil, sederet kolam ikan, empang berisi ikan, dan saung penuh buku bacaan.
Ada beragam kegiatan yang dilakukan atas nama Taman Baca yang dipandu oleh Karang Taruna RT 015 setiap Sabtu atau Minggu.
Kegiatan mencakup membaca buku bersama, pembacaan dongeng menggunakan boneka peraga, mewarnai, latihan tari tradisional Betawi, dan kelas Bahasa Inggris.
Meski begitu, tidak semua kegiatan dilakukan di Taman Baca karena terbatasnya lahan. Jadi, pengurus RT 015 memanfaatkan tiga gang dalam wilayah itu.
"Kami buat kegiatannya bersifat mobile. Misalnya, pekan ini ada kegiatan di gang satu. Pekan selanjutnya di gang dua, gang tiga, di depan Masjid Jami Baiturrahim, atau tempat lain," terang Yanuar.
"Kebetulan daerah kami bukan jalan alternatif sehingga ramai lalu lintas, jadi bisa berkegiatan secara mobile (di jalanan gang). Yang melintas warga setempat saja," ucap dia.
Mayoritas peserta kegiatan Taman Baca adalah anak-anak RT 015. Terkadang, anak-anak dari RT sekitar juga turut meramaikan kegiatan.
Aturan unik, tak boleh ada gadget
Dalam melakukan kegiatan dari Taman Baca, ada satu aturan yang wajib dipatuhi para peserta, yakni tidak membawa gawai.
Sebab, pengurus RT 015 ingin anak-anak fokus berkegiatan dan saling berinteraksi.
Aturan serupa juga diberlakukan ketika anak-anak berkunjung ke Taman Baca untuk membaca di saung.
"Intinya, saat mereka di Taman Baca, lupakan dan tinggalkan HP, fokus berinteraksi," kata Yanuar.
Bercocok tanam dan budi daya ikan
Kampung Literasi memang dimaksudkan untuk meningkatkan minat baca warga setempat.
Namun, dalam wilayah RT 015, ada pula kegiatan lain yang dilakukan, yakni bercocok tanam dan budi daya ikan.
Dua kegiatan ini dilakukan sejumlah titik di setiap gang wilayah RT tersebut melalui kehadiran instalasi hidroponik dan kolam ikan, serta di Taman Baca.
Yanuar menjelaskan, ini bermula saat ia melihat pemenuhan kebutuhan pangan warga setempat akan ikan dan sayuran terus meningkat.
"Kebutuhan pangan warga setempat, seperti ikan dan sayuran, terlihat meningkat terus. Menurut saya, enggak bisa warga harus terus-terusan beli," terang dia.
Pada saat itu, ia mencoba mengajak warga RT 015 untuk mencukupi kebutuhan pangan dengan bercocok tanam dan memiliki kolam ikan sendiri.
Dengan latar belakang itu, warga yang setuju tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
Seluruh peralatan, pakan, serta bibit yang diperlukan untuk bercocok tanam dan memelihara ikan disiapkan oleh pengurus RT melalui dana operasional.
"Tinggal mereka yang merawatnya. Tapi saya tanyakan dulu, kalau saya bangun rak hidroponik dan kolam ikan di tempatnya, mereka mau rawat atau tidak. Kalau sanggup, baru, baru dibuat," kata Yanuar.
Ada beragam tanaman dalam Kampung Literasi, mulai dari labu air, pare, oyong, cabai, kangkung, bayam, timun, sawi, pakcoy, jahe, kumis kucing, hingga lidah buaya.
Sementara itu, jenis ikan yang ada adalah ikan yang mudah beradaptasi pada lingkungan jenis apa pun, yakni lele, patin, dan nila.
Dalam mengubah RT 015 menjadi Kampung Literasi, pengurus RT melakukannya secara swadaya.
"Kalau dari sisi permodalan, saya lebih optimalkan dari dana operasional RT yang diberikan sebesar Rp 2 juta per bulan," ungkap Yanuar.
"Ditambah ada bantuan-bantuan lain dari luar yang bersifat pribadi ke saya. Untuk dana operasional, dari awal saya terpilih jadi RT, sudah komitmen untuk dialokasikan ke Kampung Literasi," sambung dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/10/07013761/menjadi-berdaya-di-kampung-literasi-rt-015-klender-lewat-taman-baca