JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua siswa merasa khawatir akan kemungkinan terjadinya perundungan atau bullying di sekolah.
Khususnya, orangtua yang anaknya baru masuk kelas 1 SD.
Salah satu di antaranya bernama Wagini (41), orangtua dari Adelia (6).
Wagini mengantarkan Adelia untuk menjalani sekolah hari pertamanya di SDN Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (12/7/2023).
Dia pun mengaku sedikit khawatir dengan kemungkinan terjadinya bullying terhadap anaknya.
“Tindakan bullying kan sangat tercela dan akan membuat trauma psikis. Susah mengobatinya,” kata Wagini saat berbincang dengan Kompas.com di SDN Krukut.
Untuk memastikan anaknya baik-baik saja, Wagini memastikan agar anaknya selalu membiasakan bercerita mengenai berbagai hal yang terjadi di sekolah.
“Saya selalu dampingi, komunikasi, dan membiasakan anak untuk cerita apapun yang dialaminya di pergaulan maupun di sekolah,” lanjut dia.
Hal serupa dirasakan oleh Indah Ananda (25). Dia khawatir akan kondisi anaknya, Rinjani (6), yang harus membiasakan diri dengan lingkungan baru.
“Ada sedikit (takut anak di-bully), sih. Tapi, mungkin nanti saya saja yang lebih melihat kondisi anak bagaimana,” tutur Ananda.
Setiap paginya, Ananda selalu membiasakan untuk mengobrol dengan putrinya sebelum sekolah.
“Kalau ada teman yang jahat, nge-bully teman, tolong bantu. Atau, bisa bilang ke guru lagi,” ujar dia.
Secara terpisah, Kepala Sekolah SDN Krukut Sri Surhatuti mengatakan, sekolah juga telah mempersiapkan program khusus untuk mengedukasi anak soal bullying.
“Ada acaranya sendiri, tentang kata ajaib seperti maaf, dan segala macam. Ke arah situ nantinya (bullying),” kata Sri.
“Nantinya juga ada acara supaya orangtua mengajarkan arti bullying kepada anak,” lanjut dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/12/13121961/antisipasi-bullying-di-sekolah-orangtua-bekali-anak-dengan-edukasi