Salin Artikel

Penyiram Air Keras di Pulogadung Kenal Korbannya, Pernah Tawuran dan Saling Ejek

Adapun HA menyiram MA di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023).

"Mereka sudah saling kenal," ungkap Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Ahmad Fanani di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (14/8/2023).

Berdasarkan keterangan yang telah diperoleh polisi, pelaku dan korban saling kenal karena pernah terlibat dalam aksi tawuran.

Fanani menuturkan, para siswa di sekolah pelaku dan korban dapat dikatakan bermusuhan. HA dan MA pernah tawuran dan saling ejek, yang berujung pada penyiraman air keras.

Fanani berujar, pelaku menyiramkan air keras kepada korban karena dendam.

"Motifnya dendam. Jadi sebelumnya, pelaku dan korban tawuran dulu sebelum kejadian ini. Tawuran, ejek-ejekan, terjadilh kasus penyiraman terhadap korban oleh pelaku ini," ujar dia.

Saat ini, HA sudah ditangkap. Ia disangkakan Pasal 76C juncto Pasal 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 351 KUHP.

HA terancam hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.

Sebelumnya, MA berboncengan dengan temannya di Jalan Pisangan Lama III pada Selasa pukul 15.30 WIB. Sore itu MA hendak mengantarkan temannya pulang ke rumah.

Namun, ketika berpapasan dengan sekelompok remaja lain yang tengah mengendarai sepeda motor dari arah berlawanan, MA tiba-tiba disiram air keras.

"Yang saya tahu, anak saya ini pulang sekolah mau antar temannya yang satu perjalanan pulang," ucap Rudiati (52), ibunda MA, di kediamannya, Pisangan Timur, Jumat (11/8/2023).

"MA mau antar temannya ke rumahnya, ternyata berpapasan sama pelajar lain. Sebenarnya enggak ada konflik sama sekali," imbuh dia.

Peristiwa ini menyebabkan wajah MA melepuh. Seorang ibu dan anak di lokasi kejadian juga turut terkena cipratan air keras.

Rudiati menuturkan, kondisi kejiwaan anaknya pun terguncang.

"Dia sedih. Lagi semangat sekolah, punya semangat remaja, senang dapat sekolah negeri, ternyata ada kejadian begini," tutur Rudiati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/14/23032911/penyiram-air-keras-di-pulogadung-kenal-korbannya-pernah-tawuran-dan

Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke