Ia berujar, polusi udara pada Rabu (16/8/2023) ini bahkan menutupi pandangan.
"Bukan apa-apa, sekali lagi saya melihat saat ke sini (Gedung DPRD) dari Budi Kemuliaan menuju Bundaran BI itu sudah tidak terlihat," ujar Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Menurut Prasetyo, polusi di Jakarta sangat berbahaya untuk kesehatan warga yang beraktivitas di luar rumah. Terlebih, masyarakat akan memeriahkan HUT ke-78 Republik Indonesia besok.
"Saya takutnya juga sudah umur, tiba-tiba kena (polusi udara), apalagi besok kita banyak kegiatan di luar, kegiatan-kegiatan upacara di mana-mana," ucap Prasetyo.
"Saya rasa saya sebagai pemda dari legislatif mengimbau kepada Pak Gubernur untuk mengambil satu keputusan ya, kita harus WFH. Bisa tidak bisa," imbuh dia.
Prasetyo sebelumnya meminta Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono segera memberlakukan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN).
Prasetyo meminta Heru memberlakukan WFH bagi ASN Pemprov DKI mulai 21 Agustus 2023 hingga tiga bulan ke depan sebagai penanganan kualitas udara yang buruk.
"Mengimbau Pak Gubernur dan jajarannya untuk memberi WFH kapasitas 50 persen untuk ASN Pemprov DKI Jakarta," ujar Prasetyo.
Selain itu, dia mengimbau Heru Budi menambah jumlah ASN yang bekerja dari rumah dari 50 persen menjadi 75 persen saat ASEAN Summit berlangsung pada 4-7 September 2023.
Prasetyo juga mengimbau perusahaan swasta menerapkan kebijakan yang sama saat KTT ASEAN berlangsung.
Adapun DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor tiga di dunia pada Rabu pagi.
Dikutip dari laman IQAir pukul 05.47 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 160.
Berdasarkan tingkat polusi, udara DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat sejak tiga hari terakhir.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini yakni PM 2.5. Konsentrasi tersebut 14,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/16/17363031/kualitas-udara-jakarta-buruk-ketua-dprd-dki-bundaran-bi-sampai-tak