Salin Artikel

Tangis dan Permohonan Shane Lukas di Persidangan, Berharap Dapat Vonis Bebas...

Pembacaan pleidoi digelar terpisah. Terdakwa Mario Dandy lebih dahulu membacakan nota pembelaannya sekitar pukul 10.00 WIB. Sementara itu, sidang Shane digelar pukul 13.00 WIB.

Mario dan Shane menyampaikan rasa penyesalan atas perbuatan mereka kepada D. Kedua terdakwa mengaku tidak menyangka bahwa dampak yang timbulkan demikian besar.

Shane memohon vonis bebas

Dalam pleidoinya, terdakwa Shane Lukas secara terang-terangan meminta vonis bebas dari Majelis Hakim.

"Ketua dan anggota Majelis Hakim, sebagai wakil Tuhan yang mengutus perkara ini, berkenan memberikan putusan bebas kepada saya atau setidaknya putusan lepas dari tuntutan," kata Shane membacakan pleidoinya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Jika putusan bebas tidak bisa diberikan, Shane berharap Majelis Hakim bisa mempertimbangkan putusan yang ringan baginya.

"Namun, apabila Majelis Hakim Yang Mulia berbeda pendapat lain, sudi kiranya memberikan putusan seringan-ringannya bagi saya," ucap dia.

Mengaku korban Mario Dandy

Dalam pleidoinya tersebut, Shane menganggap bahwa dia juga korban akibat tingkah Mario Dandy.

Sebab, dia tidak mengetahui apa yang terjadi antara Mario, korban D, dan anak AG. Terlebih, Shane baru mengenal AG dan D pada hari penganiayaan.

"Saya sungguh menyesal Yang Mulia, kenapa pada hari itu saya harus ikut dengan Mario. Saya sama sekali tidak terbayangkan apa yang terjadi pada saat Mario menyerahkan handphone-nya pada saya," ucap Shane.

"Saya tidak mengerti, apakah saya hanya diminta memvideokan pembicaraan mereka atau diminta memfotokan. Begitu cepat peristiwa itu terjadi. Entah apa yang membuat saya tidak langsung refleks (memberhentikan) saat Mario mengayunkan kakinya dan menendang D," lanjut dia.

Menangis meminta maaf ke keluarga

Pembacaan pleidoi Shane turut diwarnai isak tangis. Shane bercucuran air mata ketika mengucapkan permintaan maaf kepada keluarganya.

"Mohon maaf saya sudah membuat malu keluarga. Mohon maaf juga saya tidak bisa memberikan apa-apa," kata Shane.

"Bapaktua, inangtua, bapakuda, inanguda, namboru, amangboru, abang, kakak semuanya. Mohon maaf sudah banyak merepotkan. Terima kasih atas dukungan dan doa, dan juga sudah menemani dan menguatkan saya selama di tahanan," imbuh Shane.

Kucuran air mata Shane makin deras tatkala dia meminta maaf secara khusus kepada ayahnya.

Shane meminta maaf telah membuat nama baik keluarganya menjadi buruk atas kasus penganiayaan yang kini membuat dirinya duduk di kursi pesakitan.

"Saya mohon izin juga, mohon maaf juga kepada ayah saya. Ayah, aku minta maaf ayah, karena sudah mempermalukan ayah, yang seharusnya menjadi kebanggaan ayah, malah menghancurkan nama baik ayah," ucap Shane sambil menangis.

"Saya ingin menyampaikan permohohan maaf yang sebesar-besarnya kepada orangtua D, Bapak Jonathan Latumahina beserta ibu. Saya meminta maaf, sungguh menyesal atas apa yang terjadi pada D," kata Shane.

Minta maaf dinilai cuma untuk mengurangi pidana

Kuasa hukum D, Mellisa Anggraini, kemudian memberi tanggapan atas pleidoi kedua terdakwa.

Mellisa menilai, pleidoi yang ditulis Mario dan Shane semata-mata agar mereka diberi keringanan hukuman.

Pihak D bahkan tak melihat kedua terdakwa benar-benar menyesali perbuatannya.

"Kami melihat gambaran utuh persidangan, sehingga kami memaknai apakah benar-benar penyesalan itu muncul dalam hatinya atau hanya berdasarkan kebutuhannya hari ini," kata Mellisa.

"Ya kami melihat itu permohonan maaf karena dia butuh keringanan dari Majelis Hakim," imbuh dia.

Menurut Mellisa, terdakwa tidak menghormati proses sidang dan menghargai proses yang berjalan. Terlebih, jaksa sama sekali tidak memberikan keringanan dalam menuntut Mario.

"Kita lihat dalam tuntutan kemarin, dia (Mario) sama sekali tidak diberikan keringanan apa pun dari JPU (jaksa penuntut umum). Itu tidak tiba-tiba tidak ada peringanan," tutur Mellisa.

"Bahwa dalam proses persidangan, dia memang tidak sama sekali menghargai dan menghormati persidangan ini. Terlihat dari berapa kali ditegur Majelis, berbohong, merusak kronologi, dan sebagainya," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/23/07132811/tangis-dan-permohonan-shane-lukas-di-persidangan-berharap-dapat-vonis

Terkini Lainnya

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke