Salin Artikel

Beras SPHP Diklaim Berkualitas Tinggi, Pedagang: Masih Medium, Belum Premium

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang beras di Pasar Perumnas Klender, Syahfitri Mariah (41) mengungkapkan, kualitas beras dari program Stabilitas Pangan dan Harga Pangan (SPHP) belum bisa dibilang kategori premium.

Sebagai informasi, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, kualitas beras SPHP sudah premium meski harganya cenderung murah, yakni Rp 47.000 untuk setiap kemasan 5 kilogramnya.

"Kalau dari saya bilang sih ini sebenarnya mungkin belum premium. Maksudnya medium asli, tapi belum tahap ke premium," ujar Syahfitri saat kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Fitri mengatakan, ada konsumen yang membeli beras SPHP, tetapi seringkali masih dicampur dengan beras yang kualitasnya lebih bagus.

"Ini kan jenis berasnya sedang, mungkin ada beberapa orang yang enggak suka jenis beras seperti ini. Jadi, mereka masih campur dengan beras-beras yang memang harganya agak lumayan, biar rasanya lebih enak," imbuh dia.

Kendati demikian, ia tetap merasa terbantu dengan adanya beras SPHP tersebut.

Sebab, kehadiran beras itu membantu warga yang saat ini tercekik dengan kenaikan harga beras.

"Waswas (enggak laku) sih enggak, karena kalau harga beras melambung itu, ini (beras SPHP) mungkin bisa membantu, jadi ya terbantu lah dengan adanya beras SPHP ini," ucap wanita yang sudah berdagang selama lima tahun itu.

Hal senada disampaikan pedagang lain, Iding (52). Pria itu menyebut kualitas beras SPHP memang cenderung ke premium.

Namun, untuk tekstur, masih belum sebagus kualitas premium yang benar-benar bagus.

"Layak (dikonsumsi). Layak, cuma cenderung kurang pulen sedikit. Cuma dia layak," jelas Iding.

Iding mengatakan, banyak pembeli yang kini beralih ke beras SPHP.

"Memang masyarakat carinya yang ini, yang murah, karena memang harga lagi mahal. Bisa lihat premium harga Rp 12.000 per liter, kalau ini harga cuma Rp 9.400 per liter. Banyak peminatnya," tutur Iding.

Pemerintah, melalui Bulog, menyiapkan beras murah melalui program SPHP. Beras itu dikemasan dalam bobot 5 kilogram dengan harga Rp 47.000.

Sebelumnya, Budi Waseso menyatakan, beras itu dalam kualitas premium.

"Jadi beras SPHP ini ada di seluruh pasar. Kemudian Bulog juga mendistribusikan beras-beras ini ke ritel-ritel. Kami akan lakukan itu secara konsisten dan kontinu sesuai permintaan di sini," kata Buwas di Pasar Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin.

"Karena Bulog itu kini memiliki 1,6 juta ton. Kami juga harus distribusikan dan ini semua beras premium," kata dia.

Distribusi beras SPHP ini, kata Buwas, merupakan cara pemerintah untuk mengintervensi kenaikan beras yang kini terjadi.

Pemberian harga Rp 47.000 untuk setiap kemasan 5 kilogram dinilai sudah murah dan diharapkan bisa dijangkau oleh masyarakat.

"Dengan harga yang tadi, kami akan dibantu dinas pasar dan lain-lain, sehingga kami tepat sasaran untuk droppingnya. Jangan sampai nanti sampai kepada orang-orang yang kerjaannya hanya nimbun untuk menaikkan harga," tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/28/20303981/beras-sphp-diklaim-berkualitas-tinggi-pedagang-masih-medium-belum-premium

Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke