Hal itu Risna lakukan karena ia tak mau berlarut-larut terjebak kemacetan yang terjadi di Jalan Gatot Subroto imbas penutupan jalan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Risna mengatakan, bus TransJakarta yang dinaikinya dari Halte TransJakarta Puri Beta 1, Tangerang, terjebak macet selama setengah jam sebelum akhirnya tiba di Halte TransJakarta Tendean.
"Mulai kena macet di jalur keluar koridor 13, yang turunan itu. Di situ sudah ada mungkin 4-5 bus TransJakarta lain yang juga ketahan," jelas Risna ketika dihubungi Kompas.com, Rabu.
Risna menjelaskan, ia dan penumpang TransJakarta lainnya sengaja melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Sebab, menaiki kendaraan umum ataupun ojek online tidak akan ada gunanya.
"Nunggu ojek online juga percuma. Semua (kendaraan) ketahan di Mampang, termasuk ojek online juga susah buat cari jalan," ujarnya.
Adapun Risna mengaku bahwa ia harus berjalan kaki sejauh dua kilometer lebih untuk bisa sampai ke kantornya.
Meski begitu, Risna tidak mengeluh karena kondisi saat ia berjalan kaki dirasa mendukung.
"Trotoar luas kan, cuaca juga enggak panas banget jadi jalan deh. Tapi ya gara-gara macet sama jalan kaki jadi telat (ke kantor) sejam lebih," tuturnya.
Sebagai informasi, Polisi menerapkan rekayasa lalu lintas di tiga jalur pada hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, tiga jalan yang diterapkan rekayasa yakni Jalan Gatot Soebroto (Senayan), Jalan Sudirman-Thamrin (Bundaran HI), dan Jalan Rasuna Said (Kuningan).
"Kami terapkan di tiga sektor, sektor Senayan, sektor Bundaran HI, dan sektor dari pada Kuningan Jalan Rasuna Said," ujar Latif di Hotel Sultan, Selasa (5/9/2023).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/06/13450471/terjebak-macet-imbas-rekayasa-lalin-ktt-asean-risna-pilih-jalan-kaki