Salin Artikel

5 Bulan Menanti, Keluarga Lubis Kini Punya Rumah yang Layak Huni

Rumah mereka yang tergolong kumuh serta tidak layak, telah selesai direnovasi dan bisa kembali dihuni pada Minggu (10/9/2023) hari ini.

"Ya kami bersyukur. Enggak kami sangka-sangka. Jadi rumah kami dirobohkan semuanya, dibuat bangunan baru," ujar Lubis kepada wartawan, Minggu.

"Sebelum direnovasi, ya bisa dibilang sudah tidak layak huni. Bocor gentengnya di mana-mana. Mau dibenerin juga kurang uangnya," kata Nuri menimpali.

Lubis dan istrinya merupakan salah satu dari tujuh keluarga yang mendapatkan bantuan renovasi dalam program "Bebenah Kampung" Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Berpuluh-puluh tahun sudah, Lubis bersama keluarganya menempati rumah peninggalan orangtuanya tersebut.

Bahkan, rumah berukuran 29 meter persegi itu dihuni tiga keluarga yang berjumlah 10 orang.

Selama itu pula, ke-10 penghuni rumah itu harus dihadapkan dengan bambu penyangga atap yang keropos dan patah. Genting rumahnya pun sudah tak lengkap dan mengakibatkan bocor di sana-sini.

Padahal, kata Nuri, ada keinginan dari lubuk hatinya yang paling dalam untuk memperbaiki rumahnya agar lebih layak dihuni.

Namun, keinginan memperbaiki rumah itu kerap terbentur dengan kondisi ekonomi keluarga.

"Kalau untuk renovasi atau membangun lagi, maaf-maaf, penghasilan kami yang kayak gini enggak mungkin," ujar Nuri.

Nuri bercerita, bantuan renovasi ini didapatkan setelah mendapatkan informasi dari pengurus lingkungan soal bantuan renovasi rumah dari pemerintah daerah pada akhir 2022.

Bersama suaminya, Nuri akhirnya inisiatif mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan bantuan itu.

"Sebelumnya belum pernah ada bantuan kayak gini. Dulu paling hanya sembako saja. Kalau bedah rumah baru kali ini ada infonya," kata Lubis.

Beberapa bulan setelah mengajukan, rumah keluarga Lubis tiba-tiba didatangi oleh petugas yang hendak mensurvei kediaman warga tidak layak huni.

Petugas itu pun menyatakan bahwa keluarga Lubis layak mendapatkan bantuan dalam program "Bebenah Kampung".

Proses renovasi kemudian dimulai pada Maret 2023. Kala itu, seluruh bangunan rumah Lubis harus dibongkar total tanpa sisa.

Lubis beserta istri dan anaknya, akhirnya tinggal sementara di warung gado-gado. Sedangkan beberapa anggota keluarganya menumpang di rumah kerabat.

"Tinggal di warung gado-gado tanah nenek. Pembangunan lima bulan libur sebulan. Jadi pengerjaannya empat bulan," ujar Lubis.

Dalam peresmian itu, Heru secara langsung menyerahkan kunci rumah kepada Lubis, dan enam enam warga lain yang menerima bantuan renovasi.

Kondisi rumah keluarga Lubis yang berdiri saat ini sudah jauh berbeda, jika dibandingkan sebelum direnovasi.

Bangunannya tampak kokoh dengan tembok yang dicat warna putih dan abu-abu. Terdapat ruang tamu, tiga kamar tidur, dan satu kamar mandi.

Bagian dapurnya juga dibuatkan wastafel dan tempat cuci piring permanen yang dindingnya dilapisi keramik.

Terdapat pula jendela berukuran cukup besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke ruang tamu.

Selain itu, dibuatkan pula pintu keluar untuk menuju ke jalan di belakang rumah melalui dapur.

"Ya hasilnya benar-benar memuaskan. Enggak bisa berkata-kata lagi. Jadi memang kita ditunjukkan gambar sama tukang arsiteknya, setuju enggak kalau kayak gini," kata Nuri.

"Kalau setuju deal tanda tangan. Kalau mau ada apa, ada apanya tinggal bilang waktu itu," ujarnya lagi.

Sementara itu, Heru Budi berharap agar warga yang rumahnya telah direnovasi dapat menjaga dan merawat tempat tinggalnya sebaik mungkin.

"Rumah tidak hanya tempat berlindung, tetapi tempat tumbuh kembang anak-anak dan keluarga kita. Kondisi rumah yang tidak layak, berisiko pada proses pertumbuhan anak-anak. Karena itu, kepedulian terhadap kebersihan juga perlu selalu diterapkan," kata Heru Budi di lokasi, Minggu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/10/15382191/5-bulan-menanti-keluarga-lubis-kini-punya-rumah-yang-layak-huni

Terkini Lainnya

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke