Salin Artikel

Malam Kelam bagi Pasutri di Gambir, Ditusuk Adik Ipar tapi Tak Ada yang Menolong...

Keduanya menderita luka tusuk usai ditikam MS menggunakan pahat besi di Jalan Setia Kawan, Gang Langgar, Gambir, Jakarta Pusat.

Berdasarkan pengakuan AT, insiden penusukan bermula saat dia dan sang istri menagih utang kepada pelaku, Kamis (21/9/2023) sore.

Kala itu, AT dan WR menghampiri MS di pelintasan rel kereta api yang berlokasi di sekitar ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat.

Keduanya menagih utang sebesar Rp 300.000 kepada pelaku yang sehari-harinya mencari uang sebagai "tukang kecrek" atau mengumpulkan recehan di persimpangan jalan atau pelintasan kereta api.

"Dia (MS) kan suka ngecrek tuh di pelintasan rel dekat Roxy Mas, saya sama istri akhirnya nyamperin ke sana," tutur AT saat dihubungi, Minggu (24/9/2023).

"Pas sampai di lokasi, cuma istri doang sih yang ngomong ke dia. Itu pun istri saya nagihnya baik-baik. Pelaku juga balas omongan istri saya dengan ramah, dia bilang gini, 'Nanti malam ke rumah saja, uangnya sudah dititipkan ke I (istri MS)'," lanjut dia.

Malam kelam penusukan

Pernyataan MS perihal kesanggupannya membayar utang membuat AT dan WR bisa bernapas lebih lega.

Sebab, uang yang dibayarkan pelaku bakal digunakan untuk membeli susu dan diaper anak.

"Saya menagih utang karena memang ingin membeli susu dan diaper buat anak saya,", tutur AT.

Singkat cerita, AT dan WR akhirnya berkunjung ke rumah adik ipar di wilayah Gambir, Jakarta Pusat. AT dan WR tiba tepat saat pelaku juga sampai di rumahnya.

"Kami sampainya bareng. Pas saya memarkirkan motor, enggak sampai satu menit pelaku datang," tutur dia.

Namun, belum sempat mengutarakan niatnya untuk menagih utang, AT justru dibuat geram.

Pasalnya, ia melihat adik kandungnya sendiri, I, yang juga istri MS dimaki-maki oleh pelaku tanpa alasan yang jelas.

"Jadi kan kami sampainya bareng, tapi pas turun dari motor, dia ngomong eh an***g, bang**t, nge**** lu, sini lu, ke adik saya," tutur AT.

"Dia kayaknya dalam kondisi mabuk atau mungkin dia ada dendam sama saya. Makanya dia ngomong kasar ke adik saya," sambung dia.

Pelaku tusuk kelopak mata dan dada korban

Mendengar adik kandungnya dimaki-maki pelaku, AT langsung naik pitam. Sebagai kakak, ia tak pernah sekali pun mengata-ngatai adiknya dengan bahasa binatang.

"Bertahun-tahun saya hidup bersama sebelum akhirnya dipinang pelaku, saya enggak pernah kasar ke dia. Dia (MS) yang ibaratnya baru beberapa tahun, udah berani ngomong gitu," ucap AT.

Ia kemudian mengajak pelaku untuk berkelahi karena telanjur sakit hati mendengar adiknya dicaci maki.

"Kami belum sempat menagih utang, karena pas baru markirin motor itu saya malah lihat dia (pelaku) maki-maki adik saya pakai bahasa binatang," ucap AT.

"Saya lalu spontan ngomong gini ke pelaku, 'Lu jangan ngomong gitu ke istri lu sendiri. Itu adik gue juga'," sambung dia.

MS yang mendengar itu disinyalir tersinggung. Pelaku lantas mengeluarkan pahat besi dari saku celananya.

Istri pelaku yang melihat suaminya hendak melukai kakaknya sendiri lantas mencoba memisahkan mereka.

Namun, I tak mampu berbuat banyak. Ia yang saat itu menggendong bayi bahkan nyaris jadi sasaran tusuk suaminya sendiri.

"Pas lihat adik saya misahin saya sama pelaku, istri saya spontan ngedorong I, tapi dia malah kena tusuk di bagian kelopak mata sebelah kiri," ungkap AT.

Aksi penusukan itu kemudian mengundang perhatian warga sekitar.

AT menyebutkan, warga akhirnya berusaha melerai dirinya dan pelaku. Namun, hanya AT yang ditahan oleh warga, sedangkan pelaku bisa bergerak bebas sehingga menusuk AT.

"Saat momen itu, pelaku tiba-tiba nusuk saya di bagian dada pakai pahat besi," imbuh AT.

Diusir warga, ke RS seorang diri

Usai ditikam, AT mengaku tak ada satu pun warga sekitar yang memberinya pertolongan.

Padahal, darah terus mengucur dari tubuhnya dan sang istri.

"Kami ke RS berdua saja. Tidak ada warga yang mau bantu kami," ungkap dia.

Tak hanya itu, AT menyebut dirinya turut diusir oleh warga sekitar. Warga menilai AT dan istrinya yang menjadi penyebab kegaduhan.

"Mungkin karena dia orang situ, jadi dia dibela. Bahkan ada warga yang bilang gini, 'Udah lu cabut, jangan bikin rusuh di sini'. Apa enak dengar omongan kayak gitu," tutur dia.

Biaya pengobatan ditolak BPJS

AT menyebut sang istri langsung mendapat perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) usai insiden penusukan.

Namun, setelah mendapat beberapa pengobatan, termasuk operasi besar, WR tak diperbolehkan pulang karena masih menunggak pembayaran.

Pihak RSCM mengeklaim BPJS WR tak bisa digunakan karena berbagai alasan.

"BPJS saya masih aktif. Saya enggak tahu kenapa bisa seperti ini (tidak ditanggung)," kata AT.

"Kami tak tahu harus bagaimana lagi, pihak RS meminta biaya pengobatan sebesar Rp 25 juta-Rp 30 juta atas serangkaian perawatan serta operasi yang dilakukan," sambung dia.

Walau demikian, AT menyebut pihak RSCM sejak awal sebenarnya telah meminta kepadanya untuk mengurus surat laporan ke pihak berwajib sebelum menggunakan BPJS.

Namun, setelah surat dikeluarkan, betapa kagetnya AT karena seluruh pengobatan tak ditanggung BPJS.

"Pas mau minta pulang hari Sabtu, pihak RS bilang pengobatan istri saya enggak ditanggung BPJS. Saya kaget dong, kan sudah ada surat dari polisi. Lagian istri saya korban penganiayaan, bukan pelaku," ungkap dia.

Kini, AT tak tahu harus bagaimana. Ia mengaku tak punya uang sebanyak itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/26/10173011/malam-kelam-bagi-pasutri-di-gambir-ditusuk-adik-ipar-tapi-tak-ada-yang

Terkini Lainnya

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke