Salin Artikel

Curhat Orangtua Siswa Berkebutuhan Khusus: Anaknya Berkali-kali Ditolak PKL di Hotel

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Siswa berkebutuhan khusus berinisial IS sudah berkali-kali ditolak untuk mengikuti praktik kerja lapangan (PKL).

Siswa yang duduk bangku di bangku kelas 11 jurusan perhotelan di SMK Pariwisata Puspa Wisata itu telah menjalani wawancara untuk PKL di sejumlah hotel.

Namun, IS yang merupakan penyandang Tunagrahita itu selalu ditolak oleh pihak hotel akibat kondisinya.

Tunagrahita adalah sebutan penyandang disabilitas dengan kemampuan intelektual dan kognitif berada di bawah rata-rata dibandingkan orang pada umumnya.

"Dia sudah wawancara di dua hotel bintang empat dan dua hotel bintang tiga, tetapi gagal," ucap Indrawati, dikutip dari video yang diterima Kompas.com, Selasa (10/10/2023).

Kegagalan yang selalu dihadapi putranya membuat Indrawati resah. Ia mengaku khawatir anaknya bakal tertinggal mengikuti PKL.

Minta bantuan ke Wali Kota Tangsel

Karena hal itulah, Indrawati akhirnya mengadu kepada Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.

Dalam surat permohonannya, Indrawati berkeluh kesah bahwa anaknya belum juga mengikuti PKL.

Padahal, pihak sekolah menjanjikan akan mencarikan tempat untuk siswanya agar bisa PKL selama enam bulan. Namun, IS selalu tak diterima.

Oleh karena itu, IS hanya berdiam diri di rumahnya selama delapan hari terakhir. Sementara itu, teman-teman IS telah mendapatkan tempat PKL.

"Sekarang ini sudah hari kedelapan, dia hanya di rumah seorang diri karena belum mendapatkan tempat magang, sementara teman-temannya sudah dapat tempat magang, baik itu kelas 11 jurusan perhotelan maupun perkantoran," ucap Indrawati.

Warga Lengkong Gudang Timur, Tangerang Selatan, itu akhirnya memohon bantuan kepada Benyamin.

Pasalnya, pihak sekolah hingga kini belum menemukan cara agar putranya bisa mendapatkan tempat PKL.

"Saya harus bagaimana? Saya minta tolong, Pak, karena yang saya tahu seorang anak mempunyai hak asasi, human right, belajar, untuk sekolah dan merdeka belajar," ucap Indrawati.

Pihak sekolah tak bisa intervensi

Kepala SMK Pariwisata Puspa Wisata, Hidayat Mulyana mengaku tak bisa berbuat banyak untuk memaksakan siswanya IS agar bisa PKL di hotel.

Sebab, pihaknya tak bisa mengintervensi manajemen hotel untuk menerima IS untuk keperluan PKL. Terlebih, manajemen hotel pun juga mempunyai kriteria untuk merekrut para siswa.

"Kami tidak bisa intervensi diterima atau tidaknya oleh hotel, karena hotel juga punya kriteria," kata Hidayat.

Sejauh ini, Hidayat mengatakan, SMK Pariwisata Puspa Wisata sudah berupa mencarikan tempat untuk IS agar bisa secepatnya mengikuti program PKL.

Namun, IS tak lulus sesaat menjalani interview di tiga hotel.

"Dan, kami sudah melakukan upaya, sudah ada tiga hotel. Kami bawa anak itu, diantar untuk interview dan sebagainya. Ternyata tidak lulus juga," ucap dia.

"Bahkan, dia (orangtua IS) juga maksa mau bawa sendiri anaknya ke salah satu hotel, tapi ujung-ujungnya juga tidak diterima," sambung dia.

IS pengidap tunagrahita

Di samping itu, Hidayat mengungkapkan alasan sejumlah hotel menolak IS untuk PKL lantaran yang bersangkutan merupakan pengidap tunagrahita.

Ia menilai, kondisi IS itu memang menyulitkan, karena manajemen hotel pun juga mempunyai kriteria untuk merekrut para siswa

"Kalau anaknya si ibu ini (IS) memang tunagrahita, IQ-nya di bawah normal cuma 85, kan susah. Hotel juga punya standar tapi kami enggak bisa intervensi," ucap Hidayat.

Hidayat menuturkan, perhotelan itu berhubungan langsung dengan klien sehingga kemampuan para siswa yang hendak PKL minimal mendekati kriteria standar pegawai hotel tersebut.

Kendati begitu, Hidayat tak menampik ada pula hotel yang menerima siswanya yang berkebutuhan khusus meski dipekerjakan di bagian kebersihan.

"Di kami juga ada, siswa yang berkebutuhan khusus, tangannya tremor. Jadi, untuk salaman aja dia susah tapi setelah di interview oleh pihak hotel, dia diterima. Kemudian, ada juga yang IQ-nya pas aja diterima," kata dia.

Untuk itu, Hidayat memastikan SMK Pariwisata Puspa Wisata masih tetap berupaya mencarikan tempat PKL untuk IS meski bukan sesuai jurusannya. Ia meminta orangtua S tetap bersabar.

"Kami tidak melakukan pembiaran, kami tetap berupaya terus untuk mencari hotel yang bisa menerima dia (S). Cuma ibu ini mungkin gimana ya? Masalah PKL belum diterima, ya sabar aja dulu," imbuh dia.

Pemkot Tangsel turun tangan

Benyamin Davnie telah merespons permohonan Indrawati, orangtua siswa berkebutuhan khusus yang anaknya berinisial IS ditolak hotel untuk PKL.

Menurut Benyamin, Dinas Pariwisata Tangerang Selatan tengah mendampingi Indrawati agar putranya segera mendapatkan tempat PKL di hotel.

"Iya sedang ditangani. Orangtuanya saya pertemukan dengan Dinas Pariwisata untuk dilakukan pendekatan ke pihak manajemen hotelnya," kata Benyamin.

Di samping itu, Benyamin memastikan bakal memantau perkembangan hal ini selama ditangani Dinas Pariwisata.

Sebab, seharusnya IS turut mendapatkan kesempatan yang sama dengan pelajar lainnya.

"Saya akan pantau perkembangannya dan saya sudah minta Dinas Pariwisata untuk memantau perkembangan. Mudah-mudahan ada hasil," ucap Benyamin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/11/10002731/curhat-orangtua-siswa-berkebutuhan-khusus-anaknya-berkali-kali-ditolak

Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke