Salin Artikel

Penggeledahan 4,5 Jam di Rumah Firli Bahuri yang Berujung Hampa dan Senyum Santai Sang Pemilik

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kepada mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo masih terus bergulir.

Terbaru, rumah jenderal bintang tiga dari Korps Bhayangkara itu digeledah oleh penyidik dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kamis (26/10/2023).

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB ketika penyidik tiba di kompleks rumah Firli yang terletak di kompleks Vila Galaxy, Jaka Setia, Bekasi Selatan.

Puluhan penyidik datang ke kompleks tersebut menggunakan mobil. Mereka kompak mengenakan kemeja putih ketika menjalankan agenda penggeledahan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Kombes Ade Safri Simanjuntak juga turut hadir di lokasi.

Pengawalan mereka cukup ketat. Ada belasan anggota tim Patroli Perintis Presisi dari Polres Metro Bekasi Kota yang ikut berjaga di sekitar kompleks perumahan Firli Bahuri.

Akses keluar masuk bahkan dibatasi. Hanya penghuni dan aparat yang bisa leluasa untuk datang atau meninggalkan klaster tersebut.

4,5 jam penggeledahan yang berujung hampa

Proses penggeledahan penyidik kemudian berlangsung pada pukul 11.40 WIB. Petugas masuk ke dalam klaster dan langsung masuk ke rumah Firli.

Penyidik menggeledah rumah Firli dan mencoba mencari barang bukti dari rumah eks Kabarharkam Polri tersebut.

Tiba di pukul 16.08 WIB, Kuasa Hukum dari Firli Bahuri, Ian Iskandar, muncul. Ia berjalan menemui awak media yang setia menunggu di pintu masuk klaster.

Dirinya lalu melemparkan pernyataan bahwa penyidik tidak menemukan barang bukti apa pun di rumah Firli.

"Dari hasil penggeledahan, hasil penyidik Polda, tidak ada dasar hukum, barang bukti yang ditemukan yang terkait dengan tuduhan kepada beliau," kata Ian kepada wartawan, Kamis sore.

Ian juga mengatakan bahwa penyidik sudah mencoba menggeledah seluruh ruangan di rumah Firli, termasuk ruang kerja hingga kamar anak, namun hasilnya tetap nihil.

"Semuanya diperiksa, mulai dari kamar mandi, kamar anak, ruang kerja, ruang mushala, semua digeledah dan tidak ditemukan satu pun alat bukti," kata Ian.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, penyidik meninggalkan klaster rumah Firli pada pukul 16.08 WIB.

Mereka pergi setelah melakukan penggeledahan sejak pukul 11.40 WIB atau sekitar 4,5 jam.

Rombongan mobil penyidik iring-iringan meninggalkan kompleks perumahan Firli. Tidak terlihat barang apa pun yang dibawa dari rumah Firli.

Ian secara terbuka menyampaikan bahwa kliennya memang ada di dalam rumah ketika penggeledahan berlangsung.

Ketua KPK itu bahkan sudah berada di rumah sejak pagi dan tidak mencoba untuk kabur.

"Dari pagi beliau sudah ada di rumah. Dia ikut (hadir saat penggeledahan). Kewajiban itu ya menurut KUHP, ya walaupun posisinya sebagai saksi," ujar Ian.

Dalam penggeledahan itu, kata Ian, tidak ada pertanyaan yang diajukan kepada Firli Bahuri. Penyidik hanya memperkenalkan diri, kemudian menyerahkan surat penggeledahan.

Informasi soal Firli yang berada di dalam rumah saat penggeledahan juga dibenarkan oleh Ketua RT 001 RW 19 Ronny Napitupulu.

Ronny bahkan menyampaikan bahwa Firli bersikap santai saat rumahnya digeledah. Keduanya juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama.

"Santai, kan tadi saya juga kirim foto (ke wartawan), saya kirim foto, santai saja," ungkap Ronny.

"Saya minta izin ke beliau, 'Pak, teman-teman media menanyakan kondisi bapak, daripada jadi pertanyaan'. (Firli bilang), 'Ya, silakan foto', itu (foto) atas seizin beliau," kata Ronny lagi.

Dalam foto yang dibagikan kepada wartawan, Firli tampak necis dengan mengenakan kemeja biru muda lengan panjang dan celana panjang hitam.

Sementara itu, penampilan Ronny terlihat lebih kasual dengan mengenakan kaus lengan panjang dan celana panjang dengan warna senada, yakni hitam.

Mereka tersenyum sambil berdiri di depan tirai berwarna emas dan sofa merah.

Pihak Firli ingin penyidik bersikap profesional

Meski penyidik tidak menemukan barang bukti dari rumah Firli, namun Ian tetap berharap agar proses penyidikan yang sedang berjalan dilakukan secara profesional.

Terlebih, ia yakin bahwa tuduhan pemerasan yang diduga dilakukan oleh kliennya kepada Syahrul itu tidak benar.

"Kami mengharapkan ke depan pihak penyidik Polda Metro Jaya tetap profesional apa pun tindakan yang akan dihadapi oleh pak Firli, tentu beliau sebagai pejabat negara, taat akan hukum," ujar Ian.

"Beliau juga menghormati proses hukum ini dan kami juga menghormati proses hukum ini, tapi tentu dengan catatan dilakukan secara profesional," ucap Ian lagi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/27/05425491/penggeledahan-45-jam-di-rumah-firli-bahuri-yang-berujung-hampa-dan-senyum

Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke