Berdasarkan pengalamannya, Haerul mengaku selalu diadang kemacetan ketika "dilempar" ke Jakarta.
"Pasti (macet kalau ke Jakarta). Kalau di Cileungsi, aman. Soalnya kan gue sudah paham wilayah, gue sudah tahu jalan-jalan tikus. Bisa potong jalan sana dan sini," tutur Haerul kepada Kompas.com, Selasa (7/11/2023).
Namun, menurut Haerul, ceritanya akan berbeda ketika ia berkendara di Jakarta.
"Kalau di Jakarta kan bingung, 'Potong jalan ke mana ini?', gitu. Ke sana macet, ke situ juga macet, ngikutin map juga bapuk. Buset dah," keluh Haerul.
Ia tidak memungkiri bahwa Cileungsi yang masuk ke dalam Kabupaten Bogor juga banyak terjadi kemacetan di jalan raya.
Hanya saja, Haerul berpendapat, kemacetan tersebut sangat berbeda jauh dengan Ibu Kota.
"(Cileungsi) Ramai doang, enggak padat. Kalau ini mah, aduh, stuck ini mah," imbuh Haerul sambil memandangi kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, akibat proyek di dekat Gerbang Tol Lenteng Agung 1.
"Kalau Cileungsi kan masih bisa ambil pinggir-pinggir. Kalau ini kan harus tahan emosi. Apalagi kalau panas, sudah panas, macet," ujar Haerul lagi.
Meski sudah 3 tahun terakhir menggeluti profesi ojol, Haerul memahami bahwa ini hanya permasalahan tidak memahami medan di lapangan.
"Medannya di Jakarta itu belum dikuasai soalnya. Tapi kalau yang sudah biasa, mungkin enjoy saja kali ya," pungkas Haerul.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/08/16510641/curhat-ojol-asal-cileungsi-antar-pesanan-ke-jakarta-kena-macet-sana-sini