JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, masih ada 33 RT yang terendam banjir hingga Kamis (30/11/2023) malam.
Berdasarkan hasil pemantauan BPBD DKI Jakarta, ketinggian air di 33 RT itu mulai dari 30 sentimeter (cm) sampai 1,2 meter.
Kepala Kesatuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang, belum menjelaskan lebih lanjut penyebab banjir di 33 RT tersebut tak kunjung surut.
Michael hanya menerangkan bahwa banjir yang berlangsung sejak dini hari tadi disebabkan oleh hujan deras, dan luapan aliran Kali Ciliwung dan Kali Pesanggrahan.
Sejumlah antisipasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pun dipertanyakan lantaran banjir masih terjadi di sejumlah titik.
Turap Kali Baru bocor
Warga Jalan Rahayu, Kalibaru, Kramatjati, Jakarta Timur, mengeluhkan kondisi tanggul atau turap aliran Kali Baru yang bocor sehingga menyebabkan banjir.
Menurut warga bernama Yusri (52), sebenarnya turap sudah beberapa kali diperbaiki. Namun, banjir tetap menggenangi wilayah tersebut.
"Perbaikan itu ya sedikit-sedikit. Satu tahun itu selalu diperbaiki 2-4 kali. Ada memang perbaikan, cuma hasilnya asal-asalan saja (tetap banjir), perbaikan darurat saja," keluh Yusri saat ditemui di Jalan Rahayu, Kamis (30/11/2023).
Menurut Yusri, genangan akibat turap bocor menyulitkan warga untuk beraktivitas. Terlebih saat Kali Baru mendapat air kiriman dari wilayah Bogor.
Sebagai warga yang kerap kebanjiran, Yusri berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menangani masalah turap retak di Jalan Rahayu.
Program terkendala
Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI dari Fraksi NasDem Nova Harvian Paloh mengatakan, sebagian program Pemprov DKI terkait penanganan banjir masih terkendala.
Permasalahan tersebut diketahui Nova setelah menggelar rapat dengan Dinas SDA terkait penanganan banjir Jakarta.
"Pertama kan sudah ada 942 program (penanganan banjir) sudah jalan. Tapi sekarang ada beberapa kendala. Ini kami ketahui saat rapat," ujar Nova saat dihubungi, Kamis (30/11/2023).
Nova menjelaskan, kendala yang dialami Dinas SDA dalam penangan banjir di Jakarta, yakni program normalisasi dan peletakan pompa stasioner.
"Kendala terkait normalisasi belum selesai. Masalah kesiapan SDA soal meletakan pompa mobile di wilayah. Karena beberapa memang banjir ini kiriman," kata Nova.
Sejumlah kendala tersebut dinilai Nova membuat program Pemprov DKI terkait penanganan banjir belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Realisasi penyediaan perahu karet
Nova juga mempertanyakan realisasi Pemprov DKI dalam penyediaan perahu karet di setiap wilayah di Ibu Kota yang rawan banjir.
"Saya dapat info mereka (Pemprov DKI) sudah mau ada perahu karet per wilayah per kelurahan. Ini sudah terealisasi apa belum?" kata Nova.
Dia juga menyoroti penempatan tim rescue di wilayah rawan banjir di Jakarta. Sebab, fungsi tim rescue sangat penting bagi para warga yang wilayahnya terendam banjir.
Nova juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menggandeng anak muda untuk memberikan peringatan dini banjir ke masyarakat Ibu Kota.
"Menurut saya, para anak muda perlu ada kolaborasi bersama dengan BPBD, sehingga hal ini ada Early Warning System yang cepat," kata Nova.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/01/05050091/baru-hujan-sehari-jakarta-kembali-kebanjiran-sederet-penanganan-pemprov