Salin Artikel

Dokter Ungkap Ada Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak di RSUP Persahabatan

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia pada anak. Dokter Spesialis Anak RSUP Persahabatan dr Tjatur Kuat Sagoro Sp.A (K) mengatakan, kenaikan kasus itu mencapai sekitar 10 persen.

"Kalau kasusnya ada peningkatan. Mungkin sekitar 10 persen (kenaikan kasus pneumonia anak), kurang lebih kalau diperkirakan," ujar Tjatur saat dihubungi, Senin (4/12/2023).

Dia menilai peningkatan kasus pneumonia pada anak di RSUP Persahabatan tidak signifikan. Sebab, rumah sakit itu merupakan tempat rujukan pasien dalam kondisi berat.

"Peningkatan kasus secara bermakna tidak ada. Tetapi ada peningkatan, yang memang tidak bermakna karena yang dikirim ke sini sudah diseleksi pasiennya," ungkap Tjatur.

"Rumah sakit (pertama) biasanya bisa merawat sendiri. Kalau sudah berat, baru dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan," imbuh dia.

Tjatur sendiri mengaku tak mengetahui pasti angka kenaikan kasus pneumonia pada anak. Namun, berdasarkan keterangan pasien diketahui bahwa dalam enam bulan terakhir, anak-anak yang berada di bangku sekolah banyak mengalami gejala penyakit tersebut.

Belum ada laporan kasus mycoplasma pneumoniae

Sementara itu, Tjatur memastikan belum ada laporan kasus mycoplasma pneumoniae pada anak di rumah sakitnya.

"Yang tercatat belum ada (kasus pneumonia mycoplasma). Untuk menegakkan diognosis mycoplasma pneumoniae ada yang perlu diperiksa, tenggorok kemudian ada pemeriksaan multiplex," jelas Tjatur.

Pemeriksaan itu pun tak serta-merta diterapkan kepada semua pasien karena harganya yang mahal. Terkecuali, keluarga pasien meminta pemeriksaan terhadap indikasi infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae tersebut.

"Saya juga mendengar, kemarin ada kasusnya (pneumonia mycoplasma). Itu biasanya (terdeteksi) di (rumah sakit swasta) ya," ucap dia.

Menurut dia, pneumonia mycoplasma berbeda dengan pneumonia tipikal.

Gejala pneumonia tipikal pada anak umumnya terdiri dari demam tinggi, batuk, sesak napas, lesu, murung, kurang minum, gelisah, dan bernapas dengan cepat. Sedangkan gejala pneumonia mycoplasma pada anak, antara lain demam, batuk, sakit kepala, dan lesu.

"Sebenarnya mycoplasma pneumoniae gejalanya ringan. Jadi awalnya demam, diikuti batuk, dan biasanya ringan makanya disebut walking pneumoniae," papar Tjatur.

Artinya pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa, meski tengah mengidap penyakit paru tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati beruhar bahwa pihaknya tengah mendata jumlah anak di Jakarta yang terinfeksi pneumonia mycoplasma.

"Kami di Jakarta kita secara spesifik (masih) menghitung yang mycoplasma ya," ujar Ani di kantor DPRD DKI Jakarta pada Senin (4/12/2023).

Namun, Ani enggan menjelaskan detail mengenai data anak yang mengidap pneumonia mycoplasma. Di sisi lain, Dinkes DKI disebut akan membuat keterangan lanjutan terkait temuan anak yang terjangkit penyakit itu.

"Nanti kami akan membuat rilis sendiri ya.Sesuai dengan rilis dari Kemenkes kemarin, itu memang ada peningkatan kasus di China," tutur Ani.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/04/18195951/dokter-ungkap-ada-peningkatan-kasus-pneumonia-pada-anak-di-rsup

Terkini Lainnya

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke