Salin Artikel

Hiruk Pikuk Terminal Bekasi di Akhir Tahun, Penumpang Melonjak hingga Kehabisan Tiket

BEKASI, KOMPAS.com - Suasana mudik libur Natal dan tahun baru terasa di Terminal Bekasi Kota, Selasa (26/12/2023).

Terminal induk terbesar di Kota Bekasi itu dipadati warga yang ingin pulang ke kampung halaman mereka di berbagai wilayah.

Dari pantauan Kompas.com, pemudik membawa barang bawaan mereka menggunakan tas ransel.

Ada pula yang menyeret koper mereka.

Kepala Terminal Bekasi Kota Hermawan mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di momen libur akhir tahun.

50 bus cadangan

Terminal Bekasi Kota menyiapkan 177 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP). Selain itu, ada juga 50 cadangan bus untuk mengantisipasi membludaknya penumpang.

"Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang kami juga menyiapkan 177 bus AKAP dan AKDP reguler dan 50 bus cadangan (situasional)," ujar Kepala Terminal Bekasi Kota Hermawan kepada Kompas.com, Selasa.

Pengecekan bus dan awaknya

Hermawan menuturkan, pemeriksan terhadap kendaraan juga telah dilakukan sebelum pelaksaan angkutan Natal dan tahun baru yang dimulai pada Selasa (19/12/2023).

"Kami juga melakukan ramp check terhadap bus-bus yang akan melayani pemudik natal dan dari Terminal Induk Bekasi," kata dia.

Selain kondisi bus yang diperiksa, tes kesehatan juga dilakukan untuk awak bus yang dilaksanakan secara gratis.

"Kami melakukan tes kesehatan terhadap awak bus secara gratis, bekerja sama dengan Jasa Raharja, demi memastikan kesiapan bus dan awak busnya," imbuh dia.

Lonjakan jumlah penumpang

Dari 19 Desember hingga 25 Desember atau sepekan terakhir, ada sekitar 5.206 penumpang yang mudik ke sejumlah wilayah.

"Total 5.206 penumpang mulai tanggal 19 sampai 25 Desember yang telah kami berangkatkan dari terminal Induk Bekasi," ucapnya.

Puncak mudik Natal telah terjadi pada Sabtu (23/12/2023) dengan total keberangkatan 1.312 penumpang.

Sementara pada Selasa, angka penumpang yang berangkat menurun menjadi 896 pemudik.

Hermawan mengatakan, mayoritas keberangkatan pemudik menuju wilayah Jawa Barat, seperti Bandung, Tasikmalaya dan Cirebon.

Mudik lebih awal

Salah satu penumpang yang ditemui Kompas.com bernama Rahayu (23). Ia dan orangtuanya pulang ke kampung halaman ke Tasikmalaya lebih awal.

"Pulang bertiga sama Ibu dan Bapak. Saya pulang karena ada acara tujuh bulanan (kehamilan), memilih pulang sekarang tapi acaranya mah hari Jumat ini," ujar Rahayu.

Rahayu menuturkan, ia biasa membeli tiket secara on the spot seharga Rp 95.000 sampai Rp 115.000 tergantung situasi.

"Biasanya harga tiket Rp 95.000, tapi kalau hari-hari tahun baru atau Lebaran itu Rp 110.000, enggak tentu, kadang Rp 115.000 dan Rp 105.000," ujar dia.

Rahayu menuturkan, biasanya pada momen Natal dan tahun baru maupun Lebaran, bus dalam keadaan penuh.

"Kadang itu penuh, kalau penuh enggak pernah dipaksa masuk sampai berdiri, harus dapat tempat duduk semua," kata dia.

Tak kebagian tiket

Pada momen Natal dan tahun baru, ada warga yang tidak kebagian tiket. Sebagaimana yang dialami Trio (30).

Ia mengatakan, keberangkatan ibunya dari Terminal Kota Bekasi ke Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sempat tertunda karena kondisi bus penuh.

Trio menuturkan, awalnya sang ibu dan dua adiknya hendak berangkat ke Baturaja tepat pada hari perayaan Natal, Senin (25/12/2023).

"Ini sebenarnya sudah ditunda-tunda, awalnya penuh, kelamaan kan, awalnya minta pas tanggal 25 Desember, cuma penuh ternyata," ujar Trio saat ditemui di lokasi.

Pada saat itu, pihak PO bus menyampaikan bahwa kursi kosong baru tersedia pada Rabu ini di bagian belakang.

"Enggak tahunya pas malam (25 Desember) itu (dapat) telepon ada (tersedia kursi) hari Selasa. Jadi berangkat sekarang, daripada ditunda-tunda," ucap Trio.

Trio mengatakan, harga tiket per orang dipatok Rp 320.000. Menurut dia, harga tersebut masih dalam batas normal.

"Ya menurut saya normal saja, enggak mahal. Kalau Lebaran itu naik lagi, dua kali lipat. Kalau kata agen tadi, ini masih tarif normal," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/27/08520211/hiruk-pikuk-terminal-bekasi-di-akhir-tahun-penumpang-melonjak-hingga

Terkini Lainnya

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Megapolitan
Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Megapolitan
Ingin 'Naik Kelas', Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Ingin "Naik Kelas", Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Megapolitan
Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

Megapolitan
Ridwan Kamil Dinilai Bisa Jadi Ancaman Bagi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Ridwan Kamil Dinilai Bisa Jadi Ancaman Bagi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Anies Deklarasi Maju Pilkada DKI, Pengamat: Dia Yakin karena Elektabilitasnya Tinggi

Anies Deklarasi Maju Pilkada DKI, Pengamat: Dia Yakin karena Elektabilitasnya Tinggi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke