Salin Artikel

Sejumlah Fakta Olah TKP Kasus Pencabulan Anak TK oleh Siswa SMP di Kali Cipinang

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pencabulan anak TK berinisial PA (6) oleh siswa SMP berinisial SH (14) menemui titik terang.

Adapun, PA menjadi korban pencabulan oleh SH di tepi Kali Cipinang, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024) sekitar pukul 16.00 WIB.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan, pelaku telah ditetapkan sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH).

"Pelaku sudah diperlakukan selaiknya hukum yang berlaku terhadap anak tersebut, sebagai anak berhadapan dengan hukum atau ABH. Saat ini sudah diperlakukan sebagai tersangka," kata dia saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).

Penetapan ABH kepada pelaku berdasarkan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP), juga pemeriksaan terhadap saksi, pelaku, dan korban.

Pemeriksaan terhadap pelaku dan korban dilakukan dengan pendampingan oleh orangtua karena keduanya masih di bawah umur.

Berdasarkan hasil olah TKP, terungkap sejumlah fakta terkait kasus pencabulan ini, berikut Kompas.com rangkum, Jumat (26/1/2024).

1. Sedang mencari ikan

Pencabulan bermula dari pelaku yang berada di seberang kali. Kala itu, sekitar pukul 16.00 WIB, ia sedang mencari ikan. Sementara itu, PA dan temannya sedang bermain di sisi lain kali tersebut.

SH melihat korban lalu memutuskan untuk menghampiri PA dan memanggilnya. Bermodus akan memberikan mainan lato-lato, pelaku melancarkan aksinya.

2. Diancam bakal ditonjok

Nicolas mengatakan, pelaku mengancam akan melakukan kekerasan fisik terhadap korban jika mengadu.

"Pelaku mengancam dengan kata-kata, 'kalau bilang nanti ditonjok sampai mimisan!'," ucap dia.

SH mengancam agar korban tidak mengadukan pencabulan kepada orangtuanya, terutama ibu korban.

Namun, tindakan asusila itu dipergoki seorang saksi.

3. Ketahuan warga

Tindakan asusila yang dilakukan SH terhadap PA ketahuan warga, kini berstatus sebagai saksi.

Saksi yang merupakan seorang ibu hamil memergoki mereka dari rumahnya.

"Kemudian, ada saksi, dalam hal ini seorang ibu, yang melihat dan merekam mereka pada saat itu juga. Dia meneriaki, dan selanjutnya pelaku kabur," tutur Nicolas.

Polisi menerima video itu dan langsung mengusut kasus pencabulan SH terhadap PA.

Usai menyelidiki TKP bersama korban dan keluarganya, pelaku dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur.

4. Saling kenal

Pelaku dan korban saling kenal. Namun, tidak diketahui apakah SH dan PA pernah bermain bersama sebelumnya.

"Untuk korban, dia kenal dengan pelaku. Rumah mereka berdekatan," ucap Nicolas.

5. Baru sekali beraksi

Dalam keterangannya kepada polisi, SH mengaku baru sekali melakukan tindakan asusila kepada korban.

Namun, polisi masih mendalami apakah SH pernah melakukan hal serupa ke korban lain.

6. Ditetapkan sebagai ABH

Pelaku ditetapkan sebagai ABH karena masih berstatus anak di bawah umur.

SH dikenai Pasal 76E juncto Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Ancaman hukumannya adalah lima sampai 15 tahun," ujar Nicolas.

Sejak diperiksa dan ditetapkan sebagai ABH, SH ditempatkan di tempat rehabilitasi dan perlindungan sosial Sentra Handayani.

Sementara itu, korban langsung diberi pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologisnya oleh Kementerian Sosial.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/26/08491201/sejumlah-fakta-olah-tkp-kasus-pencabulan-anak-tk-oleh-siswa-smp-di-kali

Terkini Lainnya

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke