Salin Artikel

Jumlah Penumpang Lampaui Ekspektasi, MRT Jakarta Naikkan Target Jadi 92.000 Orang per Hari pada 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) (Perseroda) membidik 33.672.000 pengguna pada 2024.

Angka itu ditargetkan seiring upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan mobilitas harian masyarakat menggunakan transportasi publik.

Dengan demikian, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan mengatakan, target penumpang hariannya sekitar 92.000 orang per hari.

"Target ini berdasarkan kajian dan hasil capaian MRT Jakarta sepanjang 2023," kata Mega, dilansir dari Antara, Jumat (26/1/2024).

Target tahun lalu terlampaui

Adapun target penumpang MRT Jakarta pada 2023 adalah 70.000 orang per hari atau 25 juta orang sepanjang tahun.

Kenyataannya, angka keterangkutan (ridership) MRT Jakarta melampaui target tersebut, yaitu mencapai 91 ribu orang per hari.

MRT juga mencatat ketepatan waktu hingga 99,94 persen yang konsisten sejak awal masa operasionalnya.

Hal itu, kata Mega, menjadi salah satu kunci angka keterangkutan yang terus meningkat setiap tahun.

“Sepanjang 2023, tercatat lebih dari 33 juta orang menggunakan layanan MRT Jakarta. Sekitar lebih dari 91.000 orang menggunakan MRT Jakarta setiap hari," katanya.

Angka tersebut melonjak jauh dari target semula, yaitu sekitar 70 ribu penumpang per hari atau sekitar 25 juta orang sepanjang tahun.

Strategi

Untuk menaikkan angka keterangkutan, kata Mega, MRT Jakarta bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama industri wisata, misalnya sektor kuliner, pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.

“Kerja kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan," katanya.

Secara angka, Mega menyebutkan, operator pengumpan ini menyumbang sekitar 22 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta.

Sebagai bagian dari inovasi dan mengikuti tren digital oleh masyarakat, pengguna dapat menggunakan aplikasi MRT Jakarta di telepon pintar (ponsel) pintar untuk membeli tiket perjalanan.

Selain itu menggunakan poin penggunaan untuk ditukar dengan berbagai promo, menonton film dan bermain gim ponsel.

Dengan demikian, MRT Jakarta berharap masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan transportasi publik sebagai moda mobilitas sehari-hari.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/26/17364021/jumlah-penumpang-lampaui-ekspektasi-mrt-jakarta-naikkan-target-jadi-92000

Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke