Salin Artikel

Anggota BEM SI Mengaku WhatsApp-nya Diretas karena Kerap Unjuk Rasa

“Bahkan beberapa rekan kami itu WhatsApp-nya di-hack, rekan kami tidak bisa membuka WhatsApp,” ujar Rafly yang merupakan salah satu pentolan Aliansi BEM SI di depan Kantor KPU RI, Jumat (9/2/2024).

Walau demikian, Rafly menyatakan, Aliansi BEM SI tak akan berhenti menyuarakan suara rakyat kecil dan ketidakadilan.

Menurut dia, jika mereka takut, orang-orang di sekitarnya bakal ikut takut.

“Kalau boleh mengutip apa yang disampaikan oleh seorang tokoh perjuangan HAM bernama Munir Said Thalib, beliau mengatakan, 'Jika seandainya saya takut, saya harus berusaha untuk tidak takut agar orang-orang di sekitar saya tidak takut'. Itulah yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat dan teman-teman supaya jangan takut hari ini,” tutur dia.

Lebih lanjut, Rafly mengatakan, kritik terhadap pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan terus digaungkan.

Aliansi BEM SI bakal menggelar aksi lanjutan dalam waktu dekat jika tuntutan-tuntutannya tak didengarkan.

“Hari ini kami melakukan aksi di depan KPU RI dengan membawa sejumlah pesan. Salah satunya, kami menuntut kepada setiap pejabat negara, baik presiden maupun wakil presiden, TNI, Polri, sampai perangkat desa di tingkat bawah bertindak netral di Pemilu 2024 ini,” ungkap Rafly.

“Kemudian, jika maklumat kami tak direspons dengan baik oleh presiden dan presiden tidak segera menarik mundur orang-orang yang selama ini terafiliasi dengan salah satu calon, maka kami akan hadir lagi (unjuk rasa) sebelum pada tanggal 14 Februari,” imbuh dia.

Sebagai informasi, Aliansi BEM SI membawa spanduk bergambar ilustrasi wajah mirip Jokowi saat demo di depan Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, hari ini.

Pantauan Kompas.com, spanduk berukuran 3x3 meter itu dibentangkan di jalan. Total ada dua spanduk bertuliskan “Tahanan rakyat, Jokowi penjahat demokrasi”.

Mulanya tak ada pengendara yang berani melindas, karena gambar yang terpampang mirip dengan wajah Jokowi.

Namun, massa BEM SI kemudian meminta pengendara untuk melaju dan tak usah menghiraukan apa pun.

“Ayo maju, Pak, tidak apa-apa,” ujar massa.

Setelah kendaraan melindas spanduk tersebut, massa bersorak semangat.

“Injak, injak, injak. Horeee,” ungkap mereka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/09/20090731/anggota-bem-si-mengaku-whatsapp-nya-diretas-karena-kerap-unjuk-rasa

Terkini Lainnya

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke