BEKASI, KOMPAS.com - Sugeng (55), warga sekitar sekaligus saksi mata yang melihat adanya tawuran remaja di Jalan Raya Kalimalang, Kota Bekasi, mengaku takut saat ingin melerai.
Sugeng mengatakan, para pelaku yang berjumlah 30an orang itu membawa berbagai jenis senjata tajam, termasuk celurit dan pedang.
"Saya ada di situ, malah ada yang pengguna jalan ngajakin 'ayo (pisahkan), Pak, bawa balok', kata saya jangan, kita cuma 2-4 orang lawan bocah segitu banyak kan bahaya," kata Sugeng saat diwawancarai di lokasi, Senin (12/2/2024).
Sugeng mengatakan, ia dan pengguna jalan lain takut terkena imbasnya saat berusaha melerai tawuran tersebut.
Padahal, kondisi jalan saat itu masih ramai pengendara yang lewat saat peristiwa itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
"Malam Minggu itu ramai, macet di sumber artha, cuman kan ya orang takut lah, takut dibacok," ucap Sugeng.
Alhasil, Sugeng hanya bisa melihat peristiwa itu dengan hatinya yang diluput rasa resah.
"Ya resah lah, jadi kan sebenarnya RT, RW bisa (bikin) gerakan supaya enggak balik lagi, cuma kan ngeladenin anak segitu bingung, nanti kena gebuk," imbuhnya.
Sugeng mengatakan, polisi jarang melakukan patroli pada jam tersebut. Padahal, lokasi itu rawan terjadinya tawuran.
"Enggak ada (polisi), itu kan jam 4 subuh enggak ada patroli. Patroli tuh jam 2, jam 1, jam 12. Kalau subuh mah sudah enggak ada patroli," kata dia.
Sementara itu, Kompas.com telah berusaha menghubungi Polsek Bekasi Kota untuk meminta klarifikasi. Namun belum ada tanggapan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/12/17500141/warga-takut-lerai-tawuran-remaja-di-kalimalang