Salin Artikel

Kreativitas KPPS Semarakkan Pemilu 2024 untuk Menggaet Pemilih...

Mereka menyulap TPS menjadi seunik mungkin agar para pemilih nyaman dan tertarik datang ke TPS pada Rabu (14/2/2024).

TPS dihias buah-buahan

TPS 04 di Kampung Batuhulung, Balumbang Jaya, Kota Bogor, dihias dengan aneka buah-buahan. Pintu masuk TPS ini dihias dengan daun.

Di bagian atasnya, dipasang spanduk bertuliskan "Selamat Datang". Di bagian bawah spanduk itu, digantung tiga buah durian.

Ondel-ondel besar diletakkan di sebelah kiri akses masuk untuk menyambut kedatangan para pemilih.

Di dalam TPS, beberapa ikat buah rambutan menggantung di atas besi tenda. Sesekali petugas menginformasikan, masyarakat yang selesai mencoblos boleh mengambil rambutan itu.

“Bapak-bapak, ibu-ibu, silakan yang sudah mencoblos boleh ambil rambutan, tapi yang duren jangan dulu,” ucap salah satu petugas.

Seorang pemilih pemula bernama Lira (18) memuji kreativitas KPPS. Menurut dia, meski minim anggaran, para petugas bisa mengembangkan ide sebaik mungkin.

“Minim biaya, tapi dia bisa kreatif,” ucap Lira.

Ketua KPPS 04 Irwansyah mengatakan, buah-buahan ini hasil sumbangan dari warga setempat. Warga secara sukarela memberikan buah-buahan untuk memeriahkan Pemilu 2024.

“Ini pure dari warga biar memeriahkan saja,” ucap Irwansyah saat diwawancarai Kompas.com.

Dekorasi TPS ini dibuat menyerupai pesta pernikahan pada umumnya.

Di pintu masuk terdapat hiasan daun berwarna emas yang siap menyambut pemilih. KPPS juga menggelar karpet berwarna hijau dari akses masuk menuju area dalam TPS.

Meja prasmanan yang biasanya ada di hajatan diubah menjadi meja bilik pencoblosan. Pernak-pernik hiasan khas hajatan juga ditata rapi di setiap sudut TPS.

Yang lebih menarik, petugas KPPS kompak mengenakan baju khas pelayan.

Ketua KPPS 07 Yandi Yuswandi menyampaikan, petugas ingin menampilkan sesuatu yang beda pada Pemilu 2024.

“Tema hajatan agar pemilih nyaman, biar fresh,” ucap Yuswandi saat diwawancarai Kompas.com.

Sementara itu, seragam yang dikenakan KPPS adalah simbol bahwa mereka adalah pelayan pemilih.

“Itu seragam server. Server itu melayani dan kami itu melayani warga,” ujar Yuswandi.

Sebanyak sembilan petugas KPPS mengenakan seragam bergaya Pejuang Tanah Air (Peta).

"Kita tidak mungkin merdeka tanpa perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu. Kami mau mengambil konsep tempo dulu," ujar Erik, petugas KPPS.

Petugas menyiapkan demokrasi bertema perjuangan, mulai dari plang TPS, bilik suara dari anyaman bambu, poster pahlawan, alunan musik nasional, dan suvenir.

"Poster-poster itu kalau dibaca kayak museum, bisa dilihat dan dibaca semua orang sebelum mencoblos," ujar Erik.

Warga juga bisa antre berfoto di photobooth dengan atribut senjata mainan dan menikmati camilan tradisional yang tersedia.

Erik mengatakan, tujuan utama mendekorasi TPS ini menarik minat masyarakat datang dan menggunakan hak suaranya.

Para pemilih pun memuji KPPS yang telah mendekorasi TPS tersebut.

"Semalam totalitas banget (suami) ngerjain dekorasi ini," ujar pemilih bernama Eri Septi.

Tak hanya itu, TPS ini juga didatangi beberapa pelajar SMP berseragam pramuka yang turut "mengawal" jalannya pencoblosan.

Mereka mendapat tugas dari sekolah untuk membuat laporan soal pemilu.

Kampung pemilu tahun ini bertema “Kampung Pemilu Kerajaan Nusantara”. Tujuh TPS di RW 03 dihias dengan dekorasi khas berbagai kerajaan di Indonesia.

Pengurus RW juga menyiapkan odong-odong untuk mengantar-jemput warga lanjut usia (lansia) ke TPS dan menyiapkan booth bagi pelaku UMKM.

Ketua RW 03 Pancoran Mas, Nuryadin (54), mengatakan, panitia ingin menarik minat warga untuk datang ke TPS dan menggunakan hak suaranya.

"Bahkan dulu, yang sakit tidak bisa ke luar rumah, ketika ada kampung pemilu itu mengusahakan hadir ke lokasi meskipun perlu menggunakan kursi roda,” ujar dia.

Menurut Nuryadin, semenjak kampung pemilu diinisiasi pada Pemilu 2019, persentase keikutsertaan pemilih di RW 03 terus meningkat.

“Tahun ke tahun angka persentase pemilih di sini naik. Pas pertama kali kampung pemilu itu 76 persen, lalu saat kampung pilkada naik jadi 80 persen,” ungkap Nuryadin.

Karena itu, Nuryadin berharap tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 dapat naik lagi, setidaknya menyentuh angka 85 persen.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/15/07122881/kreativitas-kpps-semarakkan-pemilu-2024-untuk-menggaet-pemilih

Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke