Salin Artikel

Suara Prabowo-Gibran Melejit di TPS 054 Cakung, Petugas Sempat Tak Bisa Verifikasi Data

JAKARTA, KOMPAS.com - Perolehan suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di TPS 054 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, tiba-tiba melejit di aplikasi Sireka.

Prabowo-Gibran memperoleh 748 suara, sementara Ganjar-Mahfud 160 suara. Nyatanya, berdasarkan penghitungan di TPS, masing-masing memperoleh 74 suara dan 16 suara.

Petugas KPPS yang bertugas sebagai pengunggah data ke Sirekap di TPS 054, Teguh (26), menjelaskan, ia sempat tidak bisa memverifikasi data sesuai dengan form C yang sudah diunggah.

"Di kategori Presiden dan Wakil Presiden, saya enggak bisa sama meriksa sama sekali," kata dia kepada Kompas.com di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

Teguh kemudian menceritakan proses dirinya memasukkan hasil penghitungan manual surat suara Pemilu 2024 ke aplikasi Sirekap.

Pada Rabu (14/2/2024) sekitar pukul 13.30 WIB, penghitungan surat suara dimulai di TPS 054 dan selesai pukul 14.30 WIB.

Teguh langsung mulai mengunggah foto-foto formulir C ke dalam aplikasi Sirekap. Ia memulainya dengan kategori Presiden dan Wakil Presiden.

Namun, saat hendak memotret formulir C, Teguh terus dikeluarkan dari akun Sirekap. Ini terus terjadi sampai pukul 15.30 WIB.

"Kan enggak mungkin nungguin saya kelar upload (kategori Presiden dan Wakil Presiden) dulu. Akhirnya saya pindah ke DPR RI," tutur dia.

Setelah selesai semua, Teguh kembali mencoba di kategori Presiden dan Wakil Presiden. Data berhasil dimasukkan.

Namun, keterangan berlogo kamera, awan, dan centang, sudah berwarna hijau.

Untuk diketahui, masing-masing logo menunjukkan proses petugas KPPS memasukkan data.

Logo kamera menandakan bahwa foto formulir C telah diambil, awan menandakan foto telah diunggah ke Sirekap, dan centang menandakan foto telah diverifikasi.

Saat tiga logo itu berwarna hijau, artinya Sirekap telah menerima data dari foto dalam bentuk tertulis. Kemudian, pengunggah sudah memverifikasi data yang diterima Sirekap.

"Bisa diunggah, tapi enggak bisa diedit (diverifikasi) karena tulisannya (warna keterangan pada tiga logo) sudah hijau," papar Teguh.

"Kalau di (kategori) DPR (dan kategori lainnya), kalau menurut aplikasi itu salah atau aplikasi ragu baca datanya, tulisannya merah dan bisa diganti (data yang salah). Ini enggak bisa sama sekali," sambung dia.

Ketika ingin mengklik "detail" untuk melihat data yang diterima Sirekap dari formulir C, serta memverifikasi data antara keduanya, Teguh tidak bisa melakukannya.

Justru, ia dibawa ke laman bertuliskan "Terjadi kesalahan dalam pengambilan data gambar".

Sehingga, Teguh tidak mengetahui apakah jumlah suara yang diperoleh masing-masing capres-cawapres di Sirekap sesuai dengan formulir C yang telah diunggah atau tidak.

"Untuk kategori DPR, DPRD, dan DPD masih bisa dibenerin (diverifikasi), kecuali kategori Presiden dan Wakil Presiden," ujar Teguh.

Sebagai contoh, seorang calon anggota legislatif (caleg) berinisial Y juga menjadi korban dalam kesalahan Sirekap.

Dalam penghitungan suara manual, ia hanya dipilih oleh satu DPT alias 001.

Namun, dalam Sirekap, Y tercatat sebagai caleg dengan perolehan suara 881. Dengan kata lain, ia dipilih oleh 881 DPT.

"Kalau penghitungan manual, dia cuma dipilih satu orang. Sedangkan di aplikasi, kebacanya terserah si aplikasi saja," kata Teguh.

"Ini yang salah sudah saya benerin karena sistemnya enggak kayak kategori capres-cawapres yang enggak bisa dibenerin (kalau ada data suara yang salah). Ini bisa dibenerin," imbuh dia.

Dengan kata lain, apa yang tertulis dalam form C belum tentu tercatat demikian dalam sistem Sirekap.

Terkait dugaan penggelembungan suara, Teguh menepisnya.

"Bicata realita, DPT saya 245. 748 kan enggak mungkin banget terjadi. Semua ini aplikasi Sirekap yang baca, bukan saya asal nulis 748," tegas Teguh.

Teguh meyakinkan, kesalahan bukan pada dirinya. Sebab, ia telah memasukkan data dengan benar. Proses memasukkan data itu pun disaksikan oleh petugas lainnya.

"Kalau saya mau menggelembungkan suara, misal Pak Anies dapat suara seratus berapa, saya tinggal kurangin, lalu itu saya masukin ke Prabowo. Tapi ini kan sudah melebihi DPT. Enggak mungkin," lanjut dia.

Dikonfirmasi secara terpisah, Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu DKI Burhanuddin mengatakan, bahwa itu hanya kesalahan yang terjadi pada sistem Sirekap.

Saat ini, kesalahan dalam menginput itu telah diperbaiki. Data pada sistem Sirekap untuk TPS 054 Cakung, Pulogebang, Jakarta Timur telah diperbaiki.

"Iya, banyak kesalahan sistem Sirekap, sehingga diriset ulang. Banyak KPPS yang tidak menggunakan Sirekap," kata Burhanuddin, Kamis.

"Kalau (masalah) ini memang sudah pasti tidak wajar, karena melebihi jumlah pemilih di TPS. Pemilih di TPS kan paling banyak 300," lanjut dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/16/13161681/suara-prabowo-gibran-melejit-di-tps-054-cakung-petugas-sempat-tak-bisa

Terkini Lainnya

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Megapolitan
Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke