Salin Artikel

Kisah Andi Teguhkan Hati Cari Kerja Berdasar Restu Orangtua

JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara ribuan pencari kerja di Mega Career Expo 2024, Andi (30) tampak sedang duduk sila lalu bersandar ke tembok sambil berkutat dengan gawainya, Kamis (22/2/2024) siang.

Lelaki asal Brebes, Jawa Timur, itu tinggal bersama pamannya di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur sejak Agustus 2023 lalu.

Andi mengatakan, dia sudah berada di SMESCO Exhibition Hall, Jakarta Selatan sebelum pukul 12.00 WIB, setelah lebih dulu berkeliling melamar kerja ke delapan perusahaan.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Andi mengaku mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja di daerah Cikarang pada November 2022.

Hal tersebut dia lakukannya karena kondisi finansial kantor yang sedang tidak baik sehingga  tidak mampu lagi membayar karyawannya.

"Di perusahaan itu saya bersembilan, barang di gudang membludak, tapi kantor sudah enggak bisa tambah personel dan kesulitan membayar karyawan yang sudah ada. Jadi saya terpaksa resign," kata Andi.

Andi bercerita, setelah berhenti kerja, dirinya langsung pulang kampung ke Brebes selama kurang lebih tujuh bulan dan membantu bisnis waralaba ayam goreng milik saudara.

Akan tetapi, bisnis yang digeluti saudaranya pun gulung tikar sehingga dia memutuskan kembali ke Jakarta bersama ajakan temannya.

"Selama di kampung, saya juga sambil cari kerja, tapi memang susah sekali. Apalagi saya menghindari pekerjaan di bidang perbankan, asuransi, dan leasing," ucapnya.

Andi yang bergelar sarjana manajemen memiliki keinginan untuk lanjut bekerja di bidang logistik. Dia tidak ingin bekerja di dunia perbankan.

Saat ditanya mengapa, Andi dengan cepat menjawab karena terbentur restu orangtua dan keyakinan.

"Saya pernah bekerja di salah satu bank selama satu tahun, dan orangtua memang tidak merestui karena ajaran dalam agama yang melarang riba," ungkap Andi.

Andi menyebutkan, ada puluhan panggilan kerja yang masuk melalui aplikasi pesan pribadi.

Selama menetap di Jakarta, Andi banyak melamar ke berbagai perusahaan tapi hingga detik ini, hanya sekitar tujuh perusahaan yang memberikan panggilan lanjutan hingga tahap interview.

"Sampai tahap interview tuh sudah sekitar tujuh kali, tapi setelahnya juga enggak ada kabar lagi," ucap Andi.

Lebih dalam, Andi mengakui mencari kerja di Jakarta memang tidak mudah. Terlebih karena dia pilih-pilih bidang pekerjaan.

Hingga saat ini, dirinya hanya memperoleh pemasukan dari pekerjaannya sebagai relawan.

"Per dua minggu dibayarnya. Nominalnya juga beda-beda tapi paling besar ya kisaran Rp 500.000," ungkap Andi.

Tabungan dari gaji terakhirnya juga semakin tergerus biaya hidup sehari-hari.

"Uang tabungan sebenarnya ada karena memang saya jarang beli macam-macam tapi ya tetap harus segera dapat kerja tetap karena ada orangtua di kampung yang perlu dipikirkan,"

Meskipun demikian, dirinya tetap optimistis untuk bisa segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai restu dan ajaran agama.

"Saya masih tetap optimis, karena target saya di umur segini juga untuk bekerja di tempat yang membuat sejahtera secara hati dan akhirat," tambah Andi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/22/19015171/kisah-andi-teguhkan-hati-cari-kerja-berdasar-restu-orangtua

Terkini Lainnya

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke