Salin Artikel

Soal Motif Paman Bunuh Keponakan di Tanjung Priok, Polisi dan Ibu Korban Beda Pernyataan

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang paman berinisial DZ (53) membunuh keponakannya, AZA (15), di lantai satu rumah kontrakan, Jalan Cempaka, RT 017 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (28/2/2024) antara pukul 14.55-15.18 WIB.

DZ menghabisi nyawa anak bungsu saudarinya, Lina Marlina (47), dengan cara menghantam korban dengan meja berbahan kayu hingga lima kali.

Pada saat kejadian, AZA tengah seorang diri di dalam rumah kontrakan. Orangtua dan kedua kakaknya kebetulan sedang tidak ada di kediaman.

Setelah aksi kekerasan tersebut, DZ menaruh sebuah kain lap ke atas kompor gas. Kemudian, pelaku menyalakan kompor tersebut sehingga menimbulkan kebakaran.

Selanjutnya, DZ meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP) dengan menggunakan pakaian yang berbeda saat memasuki rumah kontrakan.

AZA mengembuskan napas terakhirnya meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso.

Berkait kasus ini, terdapat dua pernyataan berbeda antara Polsek Tanjung Priok dengan Lina mengenai motif pembunuhan tersebut.

Kata polisi

Berdasarkan hasil interogasi, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok Iptu Muhammad Idris mengatakan bahwa motif pembunuhan dilatarbelakangi unsur sakit hati pelaku terhadap Lina.

Sebab, ia kerap ditagih utang senilai Rp 300.000 oleh Lina.

"Kalau menurut keterangan tersangka, dia ditagih terus utangnya sehingga dia merasakan sakit hati," ujar Idris, Senin (26/2/2024).

Bantahan

Sementara itu, Lina membantah bahwa pembunuhan DZ terhadap AZA dilatarbelakangi permasalahan utang.

Adik kandung DZ ini mengatakan, AZA mendapati pelaku mengambil ponsel miliknya.

Lina mengetahui hal ini dari penyidik Polsek Tanjung Priok.

“Ini pengakuan di saat si pelaku sudah tertangkap. Saya juga dapat dari pihak kepolisian, makanya saya bisa ungkapkan ini. Dia (pelaku) bilang, anak saya lagi belajar, diambil handphone-nya, ketahuan sama anak saya,” kata Lina saat ditemui Kompas.com di TKP, Selasa (27/2/2024).

“Daripada ramai, kata si pelaku (saat diinterogasi polisi), dihajar anak saya pakai meja. Dihajar sampai dua kali, anak saya tertelungkup, anak saya bilang, 'ampun om, ampun om', dihajar lagi tiga kali. Jadi, sampai lima kali anak saya dihajar,” ujar Lina melanjutkan.

Meski begitu, Lina membenarkan bahwa DZ mempunyai utang senilai Rp 300.000. Tetapi, dia memastikan tidak pernah menagih secara kasar kepada pelaku.

“Saya enggak pernah tuh menagih kasar sama dia. Kalau tagih, ya wajar, tagih saja. Tapi, saya enggak pernah tagih kasar sama dia, enggak pernah ngomong kata-kata kasar,” ucap Lina.

Secara hubungan emosional, Lina yang berprofesi sebagai sopir ojek online itu memastikan bahwa ia baik-baik saja dengan DZ.

Berharap hukuman mati

Kini, Lina berharap agar DZ dihukum mati karena membunuh AZA.

Ibu tiga anak itu merasa sakit hati karena DZ malah menjadi pelaku pembunuhan AZA.

“Kalau bisa dihukum mati, dihukum mati. Saya sih sudah enggak peduli ya, soalnya sudah sakit hati,” kata Lina.

“Iya sih, walau pun dia saudara kandung, tapi dia juga tega kan sama anak saya. Jadi, ya sudah, kalau misalnya sekarang bisa dihukum mati, ya dihukum,” lanjutnya.

Meski begitu, Lina tetap menyerahkan proses hukum terhadap pihak kepolisian.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/28/08282141/soal-motif-paman-bunuh-keponakan-di-tanjung-priok-polisi-dan-ibu-korban

Terkini Lainnya

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke