Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azis Syamsuddin: Jakarta Tak Perlu Ahli!

Kompas.com - 11/04/2011, 19:42 WIB

Setiap hari selalu ada agenda sosialisasi ini?

Setiap hari ada. Kalau fogging itu setiap hari kami lakukan bergiliran, kemudian ambulans tiap hari juga ada. Kalau jalan sehat, sepeda santai memang ada momen tertentu.

Selama turun ke masyarakat, bagaimana responsnya?

Kalau saya yang menyampaikan kesannya subyektif. Tetapi secara garis besar, keluhan masyarakat agar tidak sulit mencari kebutuhan pokok, harga terjangkau, keamanan, ketertibannya terjaga di tengah masyarakat. Kemudian anak-anaknya bisa sekolah, pada saat dia sakit butuh kesehatan bisa meringankan beban. Bagaimana pelayanan pemda saat butuh akta kelahiran, kemudian pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan masyarakat.

Biasanya persoalan putra daerah dalam pilkada juga cukup sensitif. Bagaimana dengan Anda sebagai keturunan Jawa dan Sumatera?

Saya ini memang campuran. Tetapi dari lahir di Jakarta tepatnya di RS Budi Kemuliaan. Pada saat itu orangtua saya tinggal di daerah Slipi, tepatnya di Kompleks BNI 46, di Jalan S Parman. Orangtua saya itu campuran Palembang, Lampung, dan Yogya. Jadi kalau dibilang saya orang mana, susah juga karena saya campuran. Tetapi lahir di Jakarta, kemudian saya SD di Singkawang, Kalimantan Barat. Ayah saya, kan, PNS di BNI. Kemudian sampai kelas 4(SD) saya di Singkawang lalu ke Tanjung Balai, Karimun. Lalu pindah ke Jember Jawa Timur. Saya sekolah di SDN Jember Lor 3. Kemudian melanjutkan di SMPN 3 Jember Tegal Boto. Lalu, SMA di SMAN 2 Padang.

Lanjut kuliah di  Universitas Andalas tapi tidak sempat selesai, ayah saya pindah ke Jakarta. Di Jakarta, saya lanjut kuliah di dua universitas, yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Krisna Dwipayana dan Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Setelah itu, master hukum di Universitas Padjajaran, Master Finance di UWS Nepean, Sydney, Australia, dan S-3 hukum pidana di Unpad. Walaupun lahir di sini (Jakarta), tetapi besarnya kan pindah-pindah.

Seberapa jauh kecintaan Anda pada kota Jakarta?

Jakarta itu, kan, merupakan sekelumit impian dari orang daerah. Karena saya ini juga berasal dari daerah-daerah, karena sering pindah. Notabene, melihat Jakarta jadi parameter bagi daerah-daerah lain untuk jadi impian bagaimana mencari nafkah, sekolah bagus di Jakarta. Jadi banyak impian, semakin banyaknya keinginan orang pasti kompleksitas masalah menjadi lebih tinggi juga, dengan berbagai macam tujuan, latar belakang, budaya, bahasa, walaupun kita tetap harus mengedepankan kultur asli Jakarta, Betawi.

Bagaimaan dengan keluhan masyarakat akan banjir dan macet. Apa ada program yang disiapkan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com