Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta yang Macet, Jakarta Kita

Kompas.com - 19/06/2012, 03:55 WIB

Hal senada dilontarkan Ghea Apriliana (21). Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Peminatan Penyiaran Universitas Paramadina, Jakarta, ini menganggap kondisi di jalan menyebabkan orang kehilangan toleransi terhadap sesama pengguna jalan.

Pengendara motor kerap menjadi egois. Selalu ada yang berusaha mendahului kendaraan lain dengan berbagai cara, termasuk ke trotoar. Hak pejalan kaki pun terampas karena trotoar digunakan seenaknya.

Pengemudi mobil pun kerap seenaknya. Ghea berkali-kali melihat antarpengemudi saling salip. ”Lalu lintas padat, mereka seenaknya pindah jalur,” katanya.

Persoalan lalu lintas tak bisa dibiarkan. Kemacetan yang makin parah membuat warga menghabiskan banyak waktu di jalan. ”Ini ganggu banget kalau lama perjalanan normal 45 menit, tapi terpaksa kita tempuh dalam dua jam karena macet.”

Sehari-hari Ghea naik angkutan umum dari rumahnya di Kalimalang, Bekasi, ke kampusnya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Seperti Oki, ia menyediakan waktu dua jam perjalanan dari rumah ke kampus.

Pengurangan jumlah kendaraan bisa dengan cara membatasi usia kendaraan, termasuk angkutan umum. ”Kalau kendaraannya bersih dan bisa ditertibkan, warga pasti mau naik angkutan umum,” ujarnya.

Sementara Muhammad Firosuddin (21) melihat Jakarta sebagai kota yang lekat dengan banjir, selain kemacetan lalu lintas. Kondisi ini terjadi karena kontribusi warga Jakarta pula. Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Paramadina, Jakarta, ini menganggap kondisi di Jakarta terkait regulasi yang lemah.

Keterbatasan fasilitas dan pertumbuhan kendaraan yang tak seimbang memperparah kemacetan. ”Regulasi di Jakarta tidak tegas,” ujarnya.

Sebagai pengendara motor, meski terjebak kemacetan, dia mengaku tetap mengikuti rambu-rambu lalu lintas. ”Saya enggak naik ke trotoar, itu kan tempatnya pejalan kaki,” tuturnya bersungguh-sungguh.

Menjadi mitra

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com