Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" Diidentikkan dengan Pengangguran, Ini Komentar Jokowi

Kompas.com - 30/07/2013, 19:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo angkat bicara terkait komentar staf khusus Presiden, Heru Lelono, yang mengatakan bahwa blusukan digunakan untuk menjelaskan seorang pengangguran. Jokowi mengatakan, itu artinya dia salah satu dari para pengangguran itu.

"Memang saya termasuk pengangguran juga itu, he-he-he," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Menurut Jokowi, aktivitas blusukan kegemarannya itu memiliki tahapan-tahapan manajemen. Awalnya, Jokowi melaksanakan blusukan di pekan-pekan pertama saat ia menjadi gubernur untuk mendengarkan keinginan masyarakat, problem, dan persoalan lapangan.

Dengan melihat permasalahan di lapangan, Jokowi mengatakan, pemimpin akan dapat mendekatkan diri kepada masyarakat dan dapat menguasai medan yang ia pimpin. Setelah proses itu selesai, pemerintah akan menjadikannya sebagai sebuah kebijakan.

"Jadi, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), revitalisasi Rusun Marunda, itu sebelum semuanya jalan, kan saya perlu bertemu masyarakat dulu. Penanganan sampah kalau buntu bagaimana? Tanah Tinggi bagaimana kalau enggak lihat ke lapangan?" ungkap Jokowi.

Proses manajemen yang lain setelah terbentuknya sebuah kebijakan adalah manajemen pengawasan. Oleh sebab itu, Jokowi kerap tiba-tiba mengunjungi kantor kelurahan dan kecamatan. Ia juga mengaku terus mengawasi program-program unggulan yang telah dijalankan, seperti pengerukan sungai dan normalisasi Waduk Pluit. Selain untuk melakukan pengawasan terhadap program-program itu, ia juga mengawasi kalau pegawainya betul-betul bekerja dan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI secara tepat.

Dalam pemberitaan Tempo.co, staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Heru Lelono, mengatakan bahwa kunjungan Kepala Negara ke Jawa Timur hari ini tak cocok disebut blusukan. Menurutnya, kata blusukan yang berasal dari bahasa Jawa lebih cocok dipakai untuk menjelaskan seorang pengangguran.

"Blusukan itu orang yang tidak punya kerjaan, nganggur, lalu jalan-jalan tanpa tujuan," kata Heru.

Kata blusukan mulai populer digunakan media untuk menjelaskan kegiatan Joko Widodo yang kerap menyambangi masyarakat di tempatnya berada. Blusukan merupakan salah satu ciri khas kepemimpinan Jokowi. Kegiatan itu sering dilakukan saat menjadi Wali Kota Surakarta, dan masih bertahan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com