Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2013, 07:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Konflik dan adu argumen antara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana belum berakhir. Setelah pembicaraan damai via telepon antara Basuki dan Lulung, muncul Fraksi PPP DPRD DKI ikut campur.

Fraksi tempat Lulung bernaung itu melayangkan surat imbauan kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pimpinan DPRD DKI Ferrial Sofyan, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Di dalam surat imbauan itu, Fraksi PPP menginginkan tiga pejabat negara itu untuk "menjewer" sikap ceplas-ceplos dan tegas Basuki.

Pernyataan-pernyataan kontroversial yang kerap terlontar dari ucapan Basuki dianggap Fraksi PPP sebagai pelanggaran peraturan yang berlaku. Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (30/7/2013) kemarin, Ketua Fraksi PPP Matnoor Tindoan menjelaskan, sebagai pejabat publik, sikap dan pernyataan Basuki tidak sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

Di dalam Pasal 27 (f), kata dia, kepala daerah dan wakil kepala daerah berkewajiban untuk menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu, sikap Basuki juga dianggap telah melanggar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011, Pasal 2 Ayat (1) (j) untuk menjaga etika dan norma penyelenggaraan di daerah.

"Sikapnya ini sangat berpotensi merusak stabilitas politik daerah," kata Matnoor.

Kepada Jokowi, ia bersama anggota Fraksi PPP lainnya meminta untuk lebih sering menegur Basuki, apalagi setelah Basuki terlibat konflik pribadi bersama kadernya Abraham "Lulung" Lunggana. Hal itu diupayakan untuk menjaga stabilitas politik pemerintahan DKI. Ia juga meminta Jokowi untuk mendukung setiap upaya perwujudan ketertiban umum di DKI, yang dilaksanakan dengan sikap persuasif, manusiawi, dan tidak tebang pilih.

Seharusnya, kata Matnoor, Jokowi juga melakukan audit investigasi terhadap penyelenggaraan usaha swasta sehingga DKI tidak hanya menyoroti pelanggaran-pelanggaran oleh PKL saja.

Pelayangan surat kepada Mendagri, pimpinan DPRD, dan Gubernur Jokowi disebutkan oleh Sekretaris Fraksi PPP Abdul Aziz sebagai puncak dari kekesalan dari pernyataan Basuki yang kerap kontroversial. Ia menganggap pernyataan Basuki kerap mencederai institusi setingkat DPRD DKI. Ia pun menilai sikap Basuki selama ini dapat berpotensi merusak hubungan mitra kerja antara Pemprov DKI dan DPRD DKI.

"Misalnya, seperti hak bertanya untuk interpelasi dengan tanda tangan, yang sempat kami ajukan beberapa waktu lalu, dianggap gaya-gayaan. Loh, itu kan memang hak kami. Seharusnya menjaga hubungan, janganlah saling menjelek-jelekkan dengan kalimat yang kontroversial," kata Aziz.

Tak berhenti sampai di situ, Aziz juga mengkritisi sikap Basuki yang menyatakan kalau pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Monorel oleh DPRD hanya sebagai upaya anggota DPRD untuk menambah honor. Terlebih lagi, saat ia adu argumen dengan kader PPP, Lulung Lunggana terkait PKL Pasar Tanah Abang. Basuki di mata anggota fraksi partai berlambang Kabah itu, kata dia, semakin mendapat nilai minus.

"Kami punya rekam jejaknya dan memang banyak catatan kontroversial. Pelecehan itu dilakukan terhadap institusi DPRD. Ini lembaga politik, seharusnya menghormati hak masing-masing," tegas Aziz.

Sikap Fraksi PPP kepada Basuki ini berbeda dengan sikap Basuki yang telah meminta Lulung untuk menyudahi konflik yang telah merembet ke permasalahan pribadi tersebut. Saat dimintai konfirmasi kepada Lulung, pihak yang bersangkutan sedang melaksanakan ibadah umrah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com