Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Belum Tahu Tiket Harian Berjaminan

Kompas.com - 20/08/2013, 13:18 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com —PT KAI Commuter Jabodetabek berencana menerapkan perubahan kebijakan dari kartu perjalanan tunggal menjadi tiket harian berjaminan (THB) pada Kamis lusa (22/8/2013). Namun, belum banyak penumpang yang mengetahui rencana penerapan dan seperti apa bentuk kebijakan itu.

Sejumlah penumpang yang ditemui di Stasiun Bogor, Selasa (20/8/2013), mengatakan belum mengetahui maksud perubahan kebijakan itu. Sosialisasi lewat spanduk juga kurang terlihat oleh penumpang. Pengumuman lewat pelantang suara mungkin juga tidak disimak. Penumpang mungkin ingin lebih mengetahui jadwal kedatangan KRL daripada sosialisasi THB.

Spanduk sosialisasi THB dipampang di pintu masuk dan keluar, Jalan Kapten Muslihat. Selain itu, spanduk dipasang di lingkungan stasiun. Sosialisasi juga diumumkan di antara pengumuman jadwal kedatangan dan keberangkatan KRL. Yang belum terlihat ialah petugas pembagi selebaran sosialisasi THB.

Wakil Kepala Stasiun Bogor Darmin mengatakan belum mendapatkan telegram soal waktu pasti penerapan THB. Kemungkinan, kebijakan ini diterapkan pada Kamis (22/8/2013). Yang jelas, kartunya sudah ada dan siap didistribusikan ke penumpang.

Adapun THB bertujuan menggantikan kartu perjalanan tunggal. THB berwarna putih dan bertuliskan milik PT KAI Commuter Jabodetabek (depan) dan persyaratan pemakaian (belakang). Kartu perjalanan tunggal berwarna dan bergambar KRL.

Dengan THB, penumpang akan dikenakan biaya jaminan Rp 5.000 di luar biaya perjalanan memakai KRL. Jaminan ialah untuk pengganti jika THB tidak dikembalikan penumpang. Jika dikembalikan (masa waktu seminggu), uang jaminan bisa ditarik kembali di loket-loket.

Pemberlakuan THB sejauh ini bertujuan untuk menekan kerugian KCJ akibat banyaknya kartu perjalanan tunggal yang tidak dikembalikan oleh penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com