Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Bayi Kembar Lima Tak Salahkan Cara Inseminasi

Kompas.com - 26/08/2013, 22:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagus Prasnawira (37), ayah dari bayi kembar lima di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, mengatakan, dia dan istrinya, Enita Fentrikana (31), hanya berharap ada mukjizat pada kelima anaknya. Harapan itu muncul karena saat lahir, kondisi kesehatan kelima bayinya sangat tak stabil dan memprihatinkan.

"Kami dari awal hanya berharap ada mukjizat. Tapi mungkin Yang Maha Kuasa telah menyiapkan tempat yang lebih baik," ujarnya saat ditemui, Senin (29/8/2013 di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Bagus menuturkan, keluarganya bahkan sempat tak tahu lagi harus ke mana mencari dana pengobatan untuk kelima anaknya itu. Meskipun tidak menyebutkan rinciannya, menurutnya, biaya pengobatan kelima bayinya cukup mahal. "Tapi mungkin Yang di Atas yang telah mengatur semuanya," ujarnya.

Pasangan yang telah tiga tahun menikah itu memilih cara inseminasi untuk mendapatkan keturunan. Bagus mengatakan, tidak ada yang salah dengan proses inseminasi tersebut. Menurutnya, meninggalnya kelima buah hatinya sudah merupakan ketentuan dari Tuhan.

"Inseminasi enggak ada salahnya dicoba. Saat kita pengin punya anak, kita ikuti (saran dan instruksi dokter) yang ada, alhamdulillah bisa. Tapi kita kan enggak tahu rencana Yang di Atas," katanya.

Bagus dan Enita menjalani program inseminasi di sebuah rumah sakit di Menteng, Jakarta Pusat. Setelah meninggalnya kelima anaknya, keduanya akan mencoba mendapatkan anak dengan cara alamiah. "Kalau tidak bisa, baru akan coba cara yang sama (inseminasi)," ujarnya.

Bagus dan Enita dikaruniai lima bayi kembar di RS Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa (20/8/2013). Mereka lahir prematur saat usia kandungan Enita belum mencapai 6 bulan.

Sesaat setelah dilahirkan, kelimanya langsung dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Bayi yang lahir nomor dua, yaitu Muhammad Al Hafiz, meninggal pada Selasa malam, beberapa jam setelah dilahirkan. Adapun bayi nomor tiga, Annisa Fitri Sellina, meninggal pada Kamis (21/8/2013).

Rahman Surya Mulya, bayi nomor lima, meninggal pada Sabtu (24/8/2013) pagi, Abdul Akbar Goffar pada Sabtu malam. Adapun bayi pertama, yaitu Sultan Bagus Al Fatan, meninggal paling akhir pada Senin (26/8/2013) pagi dan langsung dimakamkan di TPU Jeruk Purut pada Senin siang tadi, berdekatan dengan empat makam saudaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com