Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ria Rio Resah, Ajak Jokowi Berdialog

Kompas.com - 27/08/2013, 12:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga di sekitar Waduk Ria Rio yang akan terkena normalisasi waduk resah. Sebab, hingga saat ini tidak ada kejelasan bagaimana proses relokasi warga.

Maria (46), warga RT 06 RW 15, meminta Jokowi datang ke Waduk Ria Rio dan berbicara mengenai kelanjutan nasib mereka. "Kita pengin Pak Jokowi kemari dulu, bicara mengenai masalah gusuran. Kalau gini kita jadi resah," kata Maria, warga di Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Selasa (27/8/2013).

Maria mengatakan, simpang siur mengenai nasib mereka bergulir di media massa, mulai dari masalah tempat tinggal pengganti seperti rusun maupun mengenai uang kerahiman Rp 1 juta. Namun, semua itu tidak pernah sampai ke telinga warga secara langsung dan resmi.

Maria mengatakan, warga mengetahui bahwa Jokowi menyatakan baru akan mengerjakan sisi barat, utara, dan selatan Waduk Ria Rio. Di sisi timur sendiri, lanjut dia, Jokowi menyampaikan tidak akan diusik terlebih dulu karena masih berpenghuni.

"Di media kan dia bilang gitu. Tapi ini enggak ada omongan apa-apa ke warga, orang jadi pikiran. Kenapa orang kecamatan tidak nerangin?" ujar Maria.

Wali Kota Jakarta Timur Krisdiyanto, yang ditemui dalam rapat sosialisasi bersama PKL Pasar Gembrong, di kantor Kecamatan Jatinegara, beberapa waktu lalu, pernah mengatakan, uang kerahiman sebesar Rp 1 juta diperuntukkan bagi warga untuk mencari tempat sewaan baru selama dua bulan. Pasalnya, tempat relokasi untuk menampung warga, yakni Rusun Komarudin, tengah dalam proses renovasi.

Pemkot Jakarta Timur menyatakan, pada November mendatang warga sudah dapat ditempatkan di Rusun Komarudin. "Itu kalau ada omongnya, nah ini enggak ada omongnya. Saya penginnya Jokowi dateng, lalu jelaskan, 'Oh iya, ini ada tempat (rusun), bilamana ibu mau, silakan', begitu. Pak Jokowi ke sini mau saya ajak makan kangkung dan minum kopi," ujar Maria.

Maria mengatakan, sudah ada surat edaran pemberitahuan I (SP I) bagi warga di sana. Hal ini justru membuat warga kembali merasa resah karena penjelasan mengenai nasib mereka belum selesai, sedangkan edaran surat tersebut telah dibagikan kepada warga.

"Ini cuma kasih surat, jangan bikin orang sakit hati, kalau koreng ada obatnya. Kalau sakit hati enggak ada obatnya," ujar dia.

Masalah simpang siur itu pun juga dialami beberapa warga lainnya. Sepajang jalan memasuki RT 06 dan RT 07 di lokasi, beberapa warga berkumpul dan membicarakan seputar relokasi yang bakal terjadi di wilayah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com