Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Jadi Presiden, Basuki Belum Siap Jadi Gubernur

Kompas.com - 05/09/2013, 18:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, suasana politik semakin memanas. Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo unggul di hampir seluruh lembaga survei sebagai calon presiden paling berpotensial.

Partai Gerindra yang turut mendukung Jokowi menjadi Gubernur DKI pun mulai ketir-ketir dengan sokongan publik terhadap Jokowi. Gerinda bahkan secara terang-terangan meminta PDI-Perjuangan (partai tempat Jokowi bernaung) untuk dapat mendukung Jokowi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI selama lima tahun ke depan.

Lantas, seperti apa tanggapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pasangan Jokowi, yang juga merupakan kader Partai Gerindra?

Basuki menjelaskan, sejak awal mengusung Jokowi-Basuki sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Partai Gerindra memintanya untuk menyukseskan kinerja Jokowi di Ibu Kota. "Arahan dari Partai Gerindra jelas, bahwa saya harus membuat Pak Jokowi sukses menjadi Gubernur DKI, tidak ada arahan lainnya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Dalam kesempatan itu, mantan Bupati Belitung Timur itu menampik tegas jika dirinya mulai berbeda visi dengan pasangannya menyusul mulai memanasnya konstelasi politik menjelang Pilpres 2014.

Bagaimanapun, Basuki tetap mendukung apa pun keputusan Jokowi terkait Pilpres 2014 mendatang. Di mata Basuki, Jokowi merupakan salah seorang contoh kader partai yang baik.

Menurutnya, seorang kader partai yang baik harus didorong karier politiknya untuk lebih maju.

Namun, secara guyon, Basuki mengaku belum siap bila kelak Jokowi menerima pinangan sebagai capres RI 2014.  "Kalau (saya) jadi gubernur, harus pindah kantor ke lantai bawah dong. Kalau di ruangan yang sekarang, kan lebih enak bisa lihat Monas. Kalau ruangannya di bawah, enggak bisa lihat Monas lagi," seloroh Basuki.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengkritik wacana yang berkembang agar PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai calon presiden periode 2014-2019.

Menurutnya, Gubernur DKI Jakarta itu masih memiliki utang untuk menyelesaikan persoalan Ibu Kota.

Muzani menjelaskan, secara prinsip, pihaknya akan menghormati keputusan semua partai politik untuk mengusung seorang tokoh menjadi calon presidennya. Mengenai Jokowi, kritik ia sampaikan karena PDI Perjuangan sempat berjanji akan mendukung Gerindra pada 2014 sebagai kompensasi dukungan Prabowo kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 2009 lalu.

"Kami hanya ingin mengingatkan Jokowi pernah janji kepada kami dan rakyat Jakarta untuk berkonsentrasi mengurus Jakarta," kata Muzani.

Ketua Fraksi Gerindra ini menegaskan, kritik itu ia sampaikan bukan karena khawatir dengan elektabilitas Jokowi yang terus meroket sebagai capres. Apa pun risikonya, kata Muzani, ia akan terus berupaya mengingatkan Jokowi dan PDI Perjuangan mengenai hal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com